Rabu, 22 April 2009

Tanda-tanda kiamat

Kitab Cobaan Dan Tanda-Tanda Hari Kiamat
1. Hampir tibanya fitnah dan terbukanya dinding Yakjuj dan Makjuj
Hadis riwayat Zainab binti Jahsy ra.:
Bahwa Nabi saw. bangun dari tidurnya sambil bersabda: Laa ilaaha illallaah, celakalah orang-orang Arab karena suatu bencana akan terjadi, yaitu hari ini dinding (bendungan) Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi hadis ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang saleh? Beliau menjawab: Ya, jika banyak terjadi kemaksiatan. (Shahih Muslim No.5128)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Hari ini dinding Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Wuhaib (perawi hadis) melingkarkan jarinya membentuk angka sembilan puluh (menekuk jari telunjuk sampai ke pangkal ibu jari). (Shahih Muslim No.5130)
2. Pembenaman tentara yang menyerbu Kakbah
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bergerak-gerak di dalam tidurnya, maka kami bertanya: Wahai Rasulullah, ketika engkau tidur, engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan? Beliau menjawab: Mengherankan! Ada sekelompok manusia dari umatku yang datang menuju Baitullah karena seorang lelaki Quraisy yang berlindung di Baitullah, sehingga ketika mereka telah tiba di suatu padang sahara mereka dibenamkan. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, di jalan itu banyak berkumpul manusia? Beliau menjawab: Benar! Di antara mereka terdapat orang yang pintar, orang yang terpaksa dan ada juga orang yang dalam perjalanan mereka seluruhnya binasa dalam satu waktu lalu mereka akan dibangkitkan oleh Allah di tempat yang berbeda-beda sesuai dengan niat mereka. (Shahih Muslim No.5134)
3. Turunnya fitnah bagaikan turunnya air hujan
Hadis riwayat Usamah ra.:
Bahwa Nabi saw. menaiki salah satu bangunan tinggi di Madinah, kemudian beliau bersabda: Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di antara rumah-rumahmu bagaikan tempat turunnya air hujan. (Shahih Muslim No.5135)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Akan terjadi fitnah di mana orang yang duduk (menghindar dari fitnah itu) lebih baik daripada yang berdiri dan orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari (yang terlibat dalam fitnah). Orang yang mendekatinya akan dibinasakan. Barang siapa yang mendapatkan tempat berlindung darinya, hendaklah ia berlindung. (Shahih Muslim No.5136)
4. Jika dua orang muslim bertarung, masing-masing menghunus pedang
Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau ditanya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya. (Shahih Muslim No.5139)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang sehingga pecahlah peperangan hebat antara keduanya padahal dakwah mereka adalah satu. (Shahih Muslim No.5142)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak peristiwa haraj. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah haraj itu? Beliau menjawab: Pembunuhan, pembunuhan. (Shahih Muslim No.5143)
5. Pemberitahuan Nabi saw. tentang apa yang akan terjadi hingga hari kiamat
Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.:
Hudzaifah bin Yaman berkata: Demi Allah, aku adalah orang yang paling mengetahui setiap fitnah yang akan terjadi dari sejak zamanku sekarang sampai hari kiamat, karena Rasulullah saw. pernah membisikkan kepadaku sesuatu tentang hal itu yang tidak pernah dibicarakan kepada orang selainku. Tetapi Rasulullah saw. pernah bersabda ketika beliau bicara dalam suatu majelis yang aku hadiri tentang fitnah. Kemudian Rasulullah saw. bersabda sambil menyebutkan satu-persatu fitnah-fitnah itu di antaranya adalah tiga fitnah yang hampir tidak meninggalkan sesuatu apa pun, di antaranya juga ada fitnah yang seperti hembusan angin musim panas, ada yang kecil dan ada yang besar. (Shahih Muslim No.5146)
6. Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat. (Shahih Muslim No.5152)
7. Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz yang dapat menerangi leher-leher unta di Basrah. (Shahih Muslim No.5164)
8. Fitnah itu akan terjadi di tempat terbitnya matahari, tempat dua tanduk setan muncul
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
9. Kiamat tidak akan terjadi sebelum suku Daus menyembah Dzul Khalashah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita suku Daus bergoyang di sekeliling Dzul Khalashah, yaitu sebuah berhala yang disembah suku Daus di Tabalah pada zaman jahiliah. (Tabalah adalah nama daerah di Yaman). (Shahih Muslim No.5173)
10. Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain, lalu ia berharap dapat menggantikan tempat si mayit karena beratnya cobaan dunia
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain lalu berkata: Alangkah senangnya bila aku menempati tempatnya!. (Shahih Muslim No.5175)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seorang lelaki muncul dari Qahthan menggiring manusia dengan tongkatnya. (Shahih Muslim No.5182)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian memerangi suatu kaum yang wajahnya seperti perisai dan kiamat tidak akan tiba sebelum kalian memerangi suatu kaum yang sandalnya terbuat dari bulu. (Shahih Muslim No.5184)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bersabda: Kamu sekalian pasti akan memerangi orang-orang Yahudi, lalu kamu akan membunuh mereka, sehingga batu berkata: Hai muslim, ini orang Yahudi, kemari dan bunuhlah dia!. (Shahih Muslim No.5200)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi. (Shahih Muslim No.5203)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah. (Shahih Muslim No.5205)
11. Tentang Ibnu Shayyad
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku telah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahwa aku adalah seorang Dajjal. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Dajjal itu tidak mempunyai anak. Aku jawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah mempunyai anak. Bukankah kamu telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Dajjal itu tidak akan memasuki Madinah dan Mekah. Aku menjawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan aku telah dilahirkan di Madinah dan sekarang aku sedang menuju ke Mekah. Kemudian di akhir pertanyaannya dia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya aku tahu waktu kelahirannya, tempatnya dan di mana dia. Ia berkata: Ia telah mengaburkanku tentang perkara itu. (Shahih Muslim No.5209)
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Muhammad Al-Munkadir ia berkata: Aku melihat Jabir bin Abdullah bersumpah demi Allah bahwa Ibnu Shaid adalah seorang Dajjal, maka aku bertanya: Kenapa kamu bersumpah demi Allah? Dia menjawab: Aku mendengar Umar bersumpah tentang hal itu di hadapan Nabi saw. dan beliau tidak mengingkarinya. (Shahih Muslim No.5214)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah saw. dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia balig. Ia tidak merasa kalau ada Nabi saw. sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah saw.: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta. Maka Rasulullah saw. bersabda: Perkara ini telah menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia. Salim bin Abdullah berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: Sesudah demikian, Rasulullah dan Ubay bin Kaab Al-Anshari pergi menuju ke kebun korma di mana terdapat Ibnu Shayyad. Setelah masuk ke kebun beliau segera berlindung di balik batang pohon korma mencari kelengahan untuk mendengarkan sesuatu yang dikatakan Ibnu Shayyad sebelum Ibnu Shayyad melihat beliau. Maka Rasulullah saw. dapat melihat ia sedang berbaring di atas tikar kasar sambil mengeluarkan suara yang tidak dapat dipahami. Tiba-tiba ibu Ibnu Shayyad melihat Rasulullah saw. yang sedang bersembunyi di balik batang pohon korma lalu menyapa Ibnu Shayyad: Hai Shaaf, (nama panggilan Ibnu Shayyad), ini ada Muhammad! Lalu bangunlah Ibnu Shayyad. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Seandainya ibunya membiarkannya, maka akan jelaslah perkara dia. Diceritakan oleh Salim, bahwa Abdullah bin Umar berkata: Maka Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah orang banyak lalu memuji Allah dengan apa yang layak bagi-Nya kemudian menyebut Dajjal seraya bersabda: Sungguh aku peringatkan kamu darinya dan tiada seorang nabi pun kecuali pasti memperingatkan kaumnya dari Dajjal tersebut. Nabi Nuh as. telah memperingatkan kaumnya, tetapi aku terangkan kepadamu sesuatu yang belum pernah diterangkan nabi-nabi kepada kaumnya. Ketahuilah, Dajjal itu buta sebelah matanya, sedangkan Allah Maha Suci lagi Maha Luhur tidak buta. (Shahih Muslim No.5215)
12. Dajjal dan sifat-sifatnya
Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis “kaaf”, “faa”, “raa”. (Shahih Muslim No.5219)
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa surga dan neraka, nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. (Shahih Muslim No.5222)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya. (Shahih Muslim No.5227)
13. Ciri-ciri Dajjal, ia tidak dapat memasuki Madinah, ia mematikan dan menghidupkan seorang beriman
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Suatu hari Rasulullah saw. pernah bercerita kepada kami suatu cerita panjang tentang Dajjal. Di antara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: Ia akan datang tetapi ia diharamkan memasuki jalan-jalan Madinah, kemudian ia tiba di tanah lapang tandus yang berada di dekat Madinah. Lalu pada hari itu keluarlah seorang lelaki yang terbaik di antara manusia atau termasuk manusia terbaik menemuinya dan berkata: Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah saw. kepada kami. Dajjal berkata: Bagaimana pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lalu menghidupkannya lagi, apakah kamu masih meragukan perihalku? Mereka berkata: Tidak! Maka Dajjal membunuhnya lalu menghidupkannya kembali. Ketika telah dihidupkan, lelaki itu berkata: Demi Allah, aku sekarang lebih yakin tentang dirimu dari sebelumnya. Maka Dajjal itu hendak membunuhnya kembali, namun ia tidak kuasa melakukannya. (Shahih Muslim No.5229)
14. Dajjal adalah perkara kecil bagi Allah
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Tidak ada seorang yang bertanya kepada Nabi saw. tentang Dajjal lebih banyak dari apa yang aku tanyakan. Beliau bersabda: Kenapa kamu bersusah-payah menanyakan hal itu? Sesungguhnya ia tidak akan membahayakan kamu. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mereka mengatakan bahwa Dajjal itu membawa makanan dan sungai? Beliau menjawab: Perkaranya lebih ringan di hadapan Allah dari itu. (Shahih Muslim No.5231)
15. Kisah mata-mata Dajjal
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. Maka Dajjal singgah di daerah rawa, kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan, sehingga seluruh orang kafir dan munafik keluar dari sana menuju ke tempat Dajjal. (Shahih Muslim No.5236)
16. Dekatnya waktu kiamat
Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Aku mendengar Nabi saw. bersabda sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti ini (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). (Shahih Muslim No.5244)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti jarak antara kedua jari ini. (Shahih Muslim No.5245)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Apabila orang-orang Arab badui datang menghadap Nabi saw. mereka bertanya: Kapankah kiamat akan tiba? Lalu beliau memandang kepada orang yang paling muda di antara mereka dan bersabda: Seandainya dia hidup, sebelum dia menjadi tua renta, maka kiamat akan terjadi. (Shahih Muslim No.5248)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw.: Kapankah kiamat akan tiba? Di sebelahnya terdapat seorang pemuda Ansar yang masih belia bernama Muhammad, maka Rasulullah saw. bersabda: Ketika pemuda ini hidup lama, maka sebelum ia mencapai usia tua renta kiamat sudah tiba. (Shahih Muslim No.5249)
17. Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala itu adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh bulan? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh tahun? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Kemudian Rasulullah saw. bersabda lagi: Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semua telah hancur selain satu tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.5253)

Pentingnya Iman

Al-imaanu yajidu wayankus; iman itu kadang naik kadang turun.
FIKIR ALAM
Nabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir, yang diutus oleh allah swt. Untuk seluruh alam ( pembawa rahmat bagi seluruh makhluk di dunia ini
Nabi Muhammad saw mempunyai tugas khusus yakni da`wah, menyampaikan kebaikan dab mencegah kemungkaran, sebagaimana diterangkan dalam ayat suci Al-Qur`an,” Orang – orang beriman, baik laki-laki maupun wanita sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.”(At-Taubah : 71 )
Sebelumnya Allah swt. Telah mengirimkan nabi-nabi-Nya yang terdahulu untuk menyebarkan agama Allah swt. Kepada manusia di muka bumi ini agar manusia mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Demikianlah Nabi Muhammad saw. Adalah nabi yang terakhir yang mengemban tugas khusus yaitu tugas da`wah dan kita sebagai umatnya mempunyai tugas yang sama yaitu da`wah, baik laki-laki maupun wanita.
Nabi Muhammad saw. Adalah nabi terakhir dan nabi yang paling baik, kita umatnya yang terakhir dan umat yang terbaik.
Dikatakan dalam hadits bahwa kelak diakhirat diharamkan surga bagi nabi dan umat-umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw beserta umat beliau memasukinya terlebih dahulu.
Umat Nabi Muhammad saw adalah umat yang terbaik karena umat da`wah (mengemban tugas da`wah ), mengapa disebut paling baik / terbaik ?, karena tugas da`wah adalah tugas yang paling mulia disisi Allah swt., sampai-sampai Nabi Musa as. Pun ingin menjadi umat Muhammad saw, tetapi tidak dikabulkan oleh Allah swt. Hanya nabi Isa as. Yang dikabulkan kelak menjadi umat Rasulullah saw.
Pada waktu Nabi mengerjakan haji wada`, nabi telah berkhotbah dihadapan para umatnya dan para sahabatnya, pesan beliau antara lain :
“ Hai sekalian manusia ketahuilah oleh kamu bahwa Tuhan mu satu. Kamu sekalian keturuna Adam as. Yang dijadikan dari tanah, sesungguhnya yang termulia disisi allah swt adalah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya.”
Kemudian Nabi menerima wahyu dari Allah swt, surat Al-Ma`idah yang intinya bahwa Allah telah redha Islam menjadi agama . Para sahabat mendengar dan membenarkan serta Nabi berpesan kepada yang mendengarkan agar menyampaikan pesan-pesan beliau kepada yang tidak hadir dan yang dialam roh.
Sejak saat itu para sahabat dan yang hadir disitu mengemban tugas untuk menyampaikan da`wah dan menyebarkan para sahabat yang kira-kira 124.000 orang keseluruh penjuru dunia, hanya 10.000 orang meninggal di Makkah, sedangkan yang lainnya meninggal di luar Makkah, seperti : Cina, Spanyol, Prancis, Roma dll.
Akhirnya kitapun demikian, mempunyai tugas yang sama dengan para sahabat Rasulullah. Bagaimana agar manusia raat kepada Allah swt dan Rasul-Nya, semua ini tergantung pada fikir dan usaha atas umat di seluruh alam.
Untuk memahami antara hubungan aagama dengan hidayah harus ada usaha setiap orang, contoh : lemparkan batu jesebuah danau, maka batu akan jatuh ketengah danau tapi riaknya bergelombang sambung bersambung keseluruh danau hingga ketepinya.
Sama halnya bila seorang muslim berda`wah pada suatu tempat dan fikir atas seluruh umat manusia, maka Allah swt akan turunkan hidayah keseluruh alam. Jadi berkembangnya usaha da`wah ini tergantung pada fikir dan usaha kita.
Contoh :
? Setelah Ka`bah dibangun oleh nabi Ibrahim as. Beliau mendapat perintah dari Allah swt untuk memanggil seluruh umat. Beliau meresa bingung karena tidak mampu bagaimana untuk memanggil seluruh umat yang sekian banyaknya untuk datang ke Ka`bah, Allah swt berfirman : Kerjakanlah perintah-Ku ( hanya memanggil dan menyampaikan ), Akulah yang akan menyebarkan suaramu keseluruh umat di alam ini.”
? Demikianlah ketika nabi Ibrahim a.s menyeru suaranya, Allah sampaikan keseluruh penjuru dunia dan juga pada ruh-ruh manusia, ini terbukti setiap tahun dari berbagai penjuru dunia manusia berbondong-bondong menunaikan ibadah haji.
Jadi pada dasarnya kita umat nabi yang terakhir disuruh menyampaikan walau hanya 1 ayat saja, sedangkan hidayah adalah Allah yang akan turunkan pada orang yang Dia kehendaki.
Lita harus berdo`a kepada Allah swt bagaimana agar kita mempunyai fikir yang sama dengan fikirnya nabi dan rapa sahabatnya.
Jadi :
? Fikir nabi adalah fikir kita
? Kerja nabi adalah kerja kita
? Tugas nabi adalah tugas kita
? Cemas nabi adalah cemas kita
? Risau nabi adalah risau kita.
Setiap saat nabi selalu risau pada umatnya, demikian pula kita hendaknya selalu cemas dan risau pada umat yang besar ini. Sewaktu nabi hendak wafat nabi selalu risau pada umat ( ummati-ummati, ashsholah,an-nisa`-annisa` ).
Kita harus selalu risau dan fukir setiap saat bahwa setiap detik ada orang – orang yang mati tanpa menyebut kalimat “Laailaahaillallaah”, sehingga mereka dilemparkan ke nerakanya Allah swt, bagaaimana kalau ini semua terjadi pada saudara-saudara kita ?
Dan kitapun harus ada fikir bagaimana saudara-saudara kita muslim yang ada di negara-negara Islam yang saat ini sedang tertindas kehidupannya. Bagaimana saudara muslim kta yang saat ini belum mengamalkan sunnah-sunnah nabi. Bagaimana dengan saudara-saudara kita baik itu muslim ataupun non-muslim agar Allah turunkan hidayah kepada mereka, hingga mereka masuk ke dalam Islam secara Kaffah.
Perlu diketahui, kerja agama penting untuk kesempurnaan agama.
Jika kita punya fikir atas seluruh umat manusia setiap usaha yang kita lakukan ( da`wah ) akan diterima oleh Allah swt sebagai perantara turunnya hidayah.
Umat Islam sekarang ini banyak dihinakan karena banyak yang tinggalkan sunnah-sunnahnya. Kita semua ( laki-laki dan perempuan ) mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama yakni da`wah, Da`wah adalah kerja yang sangat disukai Allah dan kedudukannya sangat tinggi dan mulia disisi Allah, dibandingkan dengan amalan apapun. Dengan sering da`wah maka iman akan naik, tentunya kerja ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Usaha da`wah ini memerlukan pengorbanan-pengorbanan yang tidak sedikit. Fikir sesaat tenteng agama Allah lebih baik dari 70 tahun ibadah .
3 Perkara Untuk Mendapatkan Fikir Alam :
1. Do`a, agar Allah swt memberikan kekuatan fikir alam pada kita untuk umat seluruh alam.
2. Kita harus selalu berfikir, bahwa setiap detik ada orang yang mati tanpa kalimah iman,sehingga mereka dilemparkan ke neraka.
3. Fikir, bagaimana saudara-saudara muslim yang hidupnya miskin, lemah iman, sedikir saja dorongan dan bantuan dari orang non-muslim dapat menjerumuskan pada malapetaka kekafiran.
Allah swt akan menjaga diri kita apabila dalam diri kita ada 3 sifat :
1. Setiap saat, risau pada umat bertambah dalam fikir kita, fikir Islam dan non Islam.
2. Beri da`wah ifrirodi setiap waktu, dengan demikian kita bahu membahu menyelesaikan masalah umat.
3. Kasih sayang dapat bertambah pada setiap muslim tiap hari bertambah. Kasih sayang dapat bertambah kalau kita tidak melihat kelemahan atau kekuranga saudara kita, pandanglah selalu kebaikannya. Rasul bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang sebalum menyayangi orang lain seperti dia menyayangi dirinya sendiri.”

ORANG TABLIGH DAN CARA MENARIK NUSRAH ALLAH.

Ni bukan tulisan aku, aku dpt dari blog seorang karkun. Sangat menarik! Lengkap sekali jawapannya terhadap cemuhan2 orang yang tak faham akan usaha tabligh. mari kita sama-sama baca, supaya kita lebih menghargai mereka.
**********************************************************
Orang tabligh…
Orang Tabligh,
Ntah sape la yg bagi nama,
Sedangkan kita sumer kan sama,
Umat Nabi SAW semuanye,
Kerja dakwah kan tanggungjawab bersama,
Nabi dah xde, kalau kita tak buat, sape pula,
x kan la keje ustaz dan ulama saja,
Yg kita nih, xkan nak goyang kaki saje2?
Orang Tabligh,
Lari!!Larii!Orang Tabligh dtg,
Yg tadi ramai,sekelip mata je dah ilang,
Yg td segar bugar dah tido terlentang,
Yg sakit kaki pun bleh terjun tingkap lari lintang pukang, Heh..betul la kata orang, Nak ajak manusia pada Allah bukannya keje senang.
Orang Tabligh,
Ajak keluar khuruj, bukannya nanti x pulang,
Yg baru dapat gaji pun kata xde duit,nak bayar hutang,
Yg tadi sihat pun tiba2 migrain plak datang,
Yg menganggur pun buat2 sibuk bukan kepalang,
Heh, dakwah ni takat cakap je mmg la senang,
Cuba buat, mmg nak kena sabar,nak kena tenang,
Lain la kalau ajak pada dunia, bondong2 org dtg.
Orang Tabligh, Lorong ke lorong, hati ke hati, pintu ke pintu, Jumpe sumer orang tak pilih bulu, Dari ustaz sampai le kutu, Sume nak ditemu, Nak diajak pd Allah yg satu.
Orang Tabligh, Jalan bawak periuk belanga,
Dipandang org takat sebelah mata,
Dituduh jahil,tinggal dunia perkara biasa,
Walaupun kekadang pedih gak telinga,
Nabi dulu2 pun kan selalu kena,
Dituduh dusta, dipanggil gila,
Itu Nabi, apatah lagi kita,
Yg banyak salah,yg banyak dosa,
Takpe2, Allah kan ada,
Yg Maha Mengetahui,yg mana intan, yg mana kaca.
Orang Tabligh, Kekadang buat silap…adat la manusia,
Mmg tgh nak belajar2 tiru sahabat(r. anhum) yg dah terbukti berjaya, Terpancung, terlaser..sori,bukannya sengaja, Nak dapat hikmah dlm berdakwah mmg amik masa, Kena keluar lagi dan lagi la nampaknya.
Orang Tabligh,
Ada kat mana2,
Kat US, Afrika, kat Israel pun ada,
Dari petani, engineer, sampai la Raja,
Pelbagai adat, perangai beza2,
Tapi bleh makan dlm dulang yg sama,
Bila keluar jemaah sumer dilayan serupa,
Bila nak berpisah..isk2..kluar plak air mata.
Orang Tabligh,
Nak hidupkan sunnah Nabi,
Janggut, jubah,seluar atas buku lali,
Kalau nak diikutkan, mmg ader byk lagi,
Kekadang tu kena gak perli,
“Kita skang kan di zaman IT”
“Tak main la sunnah2 nih!”
Jgn la mcm tu bang, kita kan nanti mati,
Kang menyesal esok, sapa yg rugi?
Kan diri sendiri..
Orang Tabligh, Manusia biasa, ada hati,
Sedih bila diperli,sakit bila dimaki,
Bila tinggalkan rumah, rindukan famili,
Kalau nak ikutkan hati, mmg nak dok rumah, bergurau dgn bini, Or ajak anak main lari2, Or layan PS2 sampai pagi, Tapi untuk mengejar kebahagiaan abadi, Kena korban lagi dan lagi, Yela..hidup ni kan cuma sekali, Kalau sekang tak buat jyunbi(persiapan), bila lagi?
Orang Tabligh,
Malam2 doa hidayat,
Fikir risau,camne nak selamatkan umat,
Supaya di akhirat suk semua selamat,
Orang skang ingat hidayat bleh senang2 dapat,
Tak perlu susah2,tak perlu keringat,
N tak mau plak jumpe masyarakat,
Just bz buat ibadat,
Kalau camtu xde la kita ni “The Best Ummat”.
Orang Tabligh, “Apsal la ulama India yg jadik ikutan??” Mmmm…kan Nabi dulu dah pesan, Sape saja yg bawak kebenaran, Tak kisah la orang Arab ke bukan, Sume kena bagi sokongan, Yg Allah pandang bukan luaran tapi kan Iman, Bab mazhab jgn bimbang still sendiri punye pegangan, So x jadik masalah la kan?
Orang Tabligh,
Ajak keluar 3 hari,
“I can’t go..sorry!”
Yg dah kawin tak nak berenggang dgn isteri,
Yg si isteri mati2 tak nak suami dia pergi,
Berderai2 air mata keluar mcm air pili,
“Kalau abg nak gi jugak, antar saya blik kampung esok pagi!!” Heh, org laki mmg lemah bab air mata nih, Si suami pun letak balik beg,tak jadik pergi, Yg td josh(bersemangat) tak ingat pon, jadik lemah seluruh sendi, Kes2 camni mmg byk terjadi, Bleh tgk dgn mata kepala sendiri, Tp kalau bab dunia(cth:kursus naik pangkat),”"no prob.,anytime kami ready!” Si isteri lambai pemergian suami dgn wajah berseri2, Hey, of course la, nanti husband I dpt naik gaji, Wife mana la yg tak happy, Heh..ni la realiti, Bab dunia, tak yah diajak pun semua pakat2 reti, Bab akhirat, masing2 buat x kesah,x amik peduli, Ya Allah selamatkan lah kami!
Orang Tabligh, Bukan nak takhta, harta, ataupun kuasa,
Atau nak berlagak mcm dah tera,
Tak jugak nak kafirkan sape2,
Atau sibuk2 pergi mintak derma,
Cuma nak amalkan agama yg sempurna,
Dgn korbankan sendiri punya diri,duit dan masa,
Nak selamatkan manusia kesemuanya,
Dari kena masuk neraka,
Nak supaya Allah redha,masukkan kita dlm syurgaNya,
Itu saja…
Orang tabligh seluruh dunia…naik kapalterbang…
pakai selipar jepun sahaje…
Ikhlas,..no sponsor….no subsidy…..
passport penuh cop many countries..
Ade yang kerja tukang kebun sahaja…
nak tanya nafkah batin?
Balik dari keluar, macam pengantin baru…
sama seperti balik dari fardhu haji……….
Sayangkan bini tingal-tinggalkan…
sayangkan anak…rotan digantungkan……sunnah nabi…
bukan untuk mendera…speed limit sahaja…
kenapa sibuk dakwah orang..keluarga,anak isteri belum betul lagi.. Nabi Nuh A.S. , anak isteri tak mau ikut…kalau Nabi Nuh ikut teori tersebut, tak naik bahteralah jadiknye… Abu Jahal bapa saudara Nabi Muhammad SAW tak mau ikut.. Kalau Nabi Muhammad SAW ikut teori tersebut… tak buat dakwahlah Nabi….tak sampailah Islam ke M’sia ni… Yang tabligh selekehkah, tak de ilmu,compang camping kah, berbaulah.. itu mungkin segelintir & cerita lama agaknya. You can’t blame the teachers. You have to blame the distortions and ignorance of their followers. Balighuanni walau ayah…Saidina Abu Bakar received the first kalimat terus buat dakwah…if he waits tunggu complete ilmu, he will not be top performers after Nabi Muhammad SAW. Global politic & economy with no borders & chauvinism, M’sian, New Yorkers & Palestinians duduk makan satu talam in Nizamuddin…..
(tidak tahu siapa penulis-penulis asal, semoga beliau dirahmati Allah.)
Al-Faqir Muhammad G C Abdil Aziz
Cara Mendapatkan Pertolongan Allah
Pengalaman manusia itu khilaf tetapi kesan amal itulah sebenarnya haqiqat. Allah wujudkan khasiat pada setiap benda. Manakala dalam diri manusia pula wujudnya roh. Tugasnya ialah untuk tarbiyah badan zahir. Dengan adanya roh maka badan akan sentiasa sihat serta kestabilan wujud dalam kehidupan harian. Setiap anggota akan berfungsi mengikut ketentuan masing-masing. Kesan kesihatan pada perasaan dan hati, maka sifat senyum, senang, tenang dan gembira akan dizahirkan. Apabila kita tidur, fungsi zahir tadi akan luput. Mata, telinga, mulut dan anggota lain tidak akan berfungsi lagi. Dan sifat itu hapus sama sekali bila datangnya maut. Roh tertakluk kepada beberapa keadaan:
1. Tidur di alam dunia adalah umpama mati (rujuk kepada doa bangun
tidur). Bangun dari tidur samalah seperti bangun dari tidur di Padang
Mahsyar kelak.
2. Di alam dunia kita tidur, kemudian bangun dan kemudian tidur
balik. Tidur yang sebenar ialah di Alam Kubur. Manusia dicipta, kemudian
dimatikan & dihidupkan kembali. Segalanya adalah dengan izin Allah.
3. Seluruh manusia akan dibangkit kembali di Alam Akhirat.
Disanalah segala amalan akan dibalas (amalan ketika di dunia). Orang beriman jika masuk neraka maka api neraka pun akan menjerit: “Keluarlah kamu dari sini aku mulai sejuk sekarang!” Ia akan buat “Jaulah” (ziarah) di neraka untuk menyelamatkan mereka yang mempunyai iman walau sebesar zarah. Mereka yang ada sifat rahim dalam diri manusia maka dia akan dikasihi dilangit. Dalam ta’lim kita dengar perkara ini supaya sentiasa mengasihi orang lain. Bila wujud kesatuan hati maka pandangan Allah jatuh pada kita. Dengan demikian orang kafir akan tertarik maka wujudlah dakwah. Kewujudan dakwah –pada: Lidah (percakapan), Anggota (amal), Hati (perasaan), Fikir (dakwah)– untuk keluarga amat penting. Lihatlah keluarga Nabi Yusof & Nabi Ismail a.s. Bagaimana keluarga mereka? Tarbiyah berpunca dari keluarga. Malah fikir alami (global) juga datang dari fikir keluarga & fikir kampung. (Maulana baca ayat Al Quran) Suatu hari Maulana jumpa sekumpulan doktor yang tidak percaya kepada Alam Kubur. Kita terkadang yakin tentang apa yang tidak lihat apabila seorang pakar memberitahu kita mengenainya. Pakar tadi ditanya oleh Maulana: “Benarkah dalam tubuh manusia ada berbagai zat galian?” Jawab mereka: “Benar kerana kami telah membuat kajian & pakar dalam bidang ini.” Kata
Maulana: “Walaupun saya tidak nampak bahan itu tetapi kepakaran kamu telah meyakinkan saya. Jadi begitulah juga Alam Akhirat. Yakinlah dengan kepakaran baginda Nabi saw.” Pada diri manusia ada 2 keadaan. Diluar kita nampak seperti seguni gula, sebatang besi, & sebagainya. Dalam badan kita seperti karbohidrat, mineral, protin & air yang tidak dapat kita lihat. Begitulah juga alam akhirat. Didunia kita nampak ular, keledai, kala & macam-macam lagi tetapi didalam kubur ular, kala, api tidak nampak dengan mata zahir ini. Buatlah usaha agama dengan perasaan takut & bimbang. Kesan amal tidak mungkin silap. Kesannya tetap wujud di dunia & akhirat. Jadi mengapa terkadang amal itu tidak makbul? jawabnya ialah kerana amal tidak kuat. Untuk mendatangkan roh (kekuatan) dalam amal maka kita perlu:
1. Sahih Yakin - iman yang berpunca dari dakwah & korban
2. Sahih Tariqat - cara (sunnah) yang betul dari taklim masail
3. Sahih Dian - penumpuan yang tepat (maqam Ihsan) dari amalan
tilawah Quran, zikir & doa
4. Sahih Jazbah - keghairahan dalam amal (Ihtisab) berpunca dari
taklim fadhail
5. Sahih Niat - niat yang betul dari kesempurnaan iman.
Untuk menyempurnakan amal maka tunaikanlah hak saudara kita. Supaya tidak ada seorang pun yang kita sakiti. Hindarkan dari menjadi muflis di akhirat. Segalanya akan mulai wujud dalam suasana dakwah. Oleh itu iman akan mulai terbina. Sebagaimana kisah Abu Darda’ yang yakin dengan amalan yang diajarkan oleh Nabi s.aw. Bila diberitahu rumahnya terbakar namun dia tetap yakin rumahnya selamat walaupun beberapa kali orang datang memberitahu rumahnya terbakar. Akhirnya terbukti kebenarannya walaupun rumah jiran sekelilingnya terbakar. Nasihat Maulana: Berdoa itu tidak sesusah mana tetapi untuk wujudkan keyakinan itu amatlah rumit. Dalam dunia keputusan Allah beransur-ansur. Seperti diciptanya dunia ini selama 6 hari. Segala proses pembesaran & pembinaannya beransur-ansur. Alam akhirat adalah serta-merta serta tiada lagi proses ansuran. Seperti kubur, mahsyar, mizan dan sirat yg laju seperti kilat. Bila hisab dilewatkan manusia menjadi gelisah. Sengsara yang tidak tertahan sehingga manusia berkata: “Cepatkanlah penghisaban… kami tidak tertahan lagi kepedihan ini… walaupun keputusannya masuk neraka pun kami rela. Semua Anbiya tidak berani menghadap Allah. Inilah kesengsaraan akhirat. Nabi Muhammad saw dan sahabat menangis mengenangkan hari penghisaban yang bakal tiba. Kehidupan kita melalui beberapa peringkat iaitu perut ibu, perut dunia, perut kubur & alam akhirat. Keadaan didunia ini melambangkan cara hidup akhirat. Oleh itu keperluan terpenting manusia ialah hidayat. Hidayat ialah Nur yang masuk ke dalam hati manusia dan memberi kefahaman tentang 1000 tahun dahulu & 1000 tahun kemudian. Apa yang ada di langit pun mereka faham. Malah segala kejadian Allah akan difahami. Sebenarnya tiada kejayaan dalam benda. Kejayaan hanya wujud dalam amal tetapi ianya tidak nampak. Dan umat terbahagi kepada 2 golongan: 1.Mereka nampak kejayaan dalam kebendaan. Jalan hidup mereka tidak betul. 2.Yakin kejayaan dalam amal maka mereka memilih cara hidup Nabi saw dan kehidupan mereka susah. Umat yang yakin dengan kebendaan merasa berjaya hanya bila lihat perniagaan besar, pengaruh yang kuat. Pokoknya segala asbab yang dapat dilihat. Manakala kejayaan dalam amal pula, segala asbabnya adalah ghaib seperti berkat, pahala, malaikat & nusrah Allah. Tidak dapat dilihat dengan mata zahir. Pemimpin kafir tuduh sahabat berjuang ada kepentingan. Bila Abu Bakar baca Al Quran semua penduduk Mekah tertarik oleh itu mereka mula bimbang. Tuhan mereka yang banyak (360 berhala) itu cipta seekor lalat pun tak mampu. Makhluk diciptakan lemah. Hanya Allah berkuasa. Dengan satu perintah-Nya semuanya jadi. Manusia begitu lemah. Jika seluruh manusia berkumpul dari keturunan sejak beribu tahun dahulu untuk cipta satu kaki nyamuk pun tidak mampu. Untuk itu kita perlu senantiasa cakap kebesaran Allah dan ambillah juga sikap suka mendengarnya, serta sentiasa menafikan kehebatan makhluk. Umat yang beriman kecil kelompoknya. Nabi Musa pernah merayu ummatnya membantu dakwahnya (Hawariyyin). Baginda menerangkan dengan sungguh-sungguh tentang tugas dan kepentingan kerja ini. Tetapi tidak ramai yang taat. Nabi kita pernah menawarkan dirinya: “Sesiapa yang boleh saya bawa pada keluarga kamu atau kampung kamu?” Rayuan demi rayuan dibuat oleh Nabi saw tetapi hanya sekelompok kecil yang tertarik. Hinggalah bantuan ghaib tiba dengan berbagai cara. Penduduk Madinah mempunyai kekuatan dalam iman, ibadat, muasyarat, muamalat dan akhlak. Segalanya mengikut ajaran Nabi. Orang luar menjadi amat tertarik apabila melihat cara hidup mereka. Dari jahiliyah bertukar kpd kehidupan yg baik. Malah di depan rumah sahabat dibina sebuah rumah persinggahan yang kecil. Daging disediakan untuk musafir yang lalu. Setiap musafir diminta makan & minum walaupun tanpa turun dari tunggangannya. Musafir dapat melihat kemakmuran Masjid Nabawi. Ia telah dimakmurkan 24 jam. Hidup dan mencetuskan rasa kerohanian yang berlainan dari sebarang tempat lain seumpama seorang yang masuk dari tempat yang panas ketempat yang “berhawa dingin.” ‘Mahol’ iaitu suasana di Masjid Nabawi mengubah kerohanian. Contoh masjid diatas muka alam ini ialah Masjid Nabawi. Dan kampung contoh adalah Madinah Munawwarah. Dalam 24 jam jumpa orang dan bawa ke masjid untuk hidupkan amalan jemaah masjid. Di akhir zaman ini kita tidak dituntut untuk berkorban sebagaimana sahabat. Sedikit pengorbanan sudah memadai. Dalam hadis ada diberitahu: “Seorang yang buat usaha dakwah di akhir zaman ini dapat fadhilat 50 sahabat.” Peningkatannya beransur-ansur maka keberkatan akan datang dalam kebendaan. Ianya akan: bertambah, mencukupi dan doa dapat menyelesaikan masalah-masalah benda. Dalam peperangan, sahabat dapat bantuan Allah karena sifat: taqwa, sabar serta doa dengan menangis. Bantuan ini tetap akan turun sehingga hari Kiamat. Bukan hanya dalam Badar. Terkadang pertolongan ini dilambatkan karena Allah ingin melihat kerisauan kita. Perkara yang menyebabkan Allah menurunkan kekalahan kepada pihak musuh: sombong & bongkak, bermegah-megah dan menghalang kerja agama seperti Badar. Sekarang pertolongan Allah telah turun kepada kita. Yang jahat ditukar kepada baik dan yang kaya dapat tunaikan zakat. Duit untuk faqir sementara, tetapi untuk kerja agama ianya akan berterusan. Pertolongan Allah akan diangkat bila: 1.Buat usaha dengan niat dunia, 2.Kelemahan dalam syor, 3.Wujud pecah-belah, 4. Orang tidak taat. Inilah yg terjadi dalam Uhud . Ia saling berkait diantara satu dengan yang lain. Dalam Uhud 1000 sahabat yang ikut tetapi 300 orang ada kepentingan yang lain. Golongan munafik diketuai Abdullah bin Ubay kembali ke Madinah. Kekalahan sementara dirasai oleh Islam karena wujudnya golongan yang pentingkan dunia. Satu tamsil: Seorang pesakit diberi doktor ubat. Ubat makan iaitu antibiotik & ubat sapu. Jika tidak sembuh juga maka doktor terpaksa membedahnya. Dan untuk orang yang berpenyakit rohani maka Nabi saw akan hantar sahabat untuk buat dakwah. Dakwah seperti ubat antibiotik. Dakwah yang disertai dengan akhlak. Akhlak itu seumpama ubat sapu. Jika masih tidak sembuh maka terpaksa dipotong, kalau tidak ia akan berjangkit. Natijah penyakit jasmani adalah Maut. Manakala natijah penyakit rohani pula ialah Neraka Jahannam. Dalam neraka mereka menjerit lalu ditempelak oleh Allah tentang dakwah & ingatan yang diberi ketika di dunia. Fir’aun & kaumnya yang musnah dahulu dihancurkan oleh Allah sendiri. Allah sendiri yang jalankan “Operation”. Sekarang Allah tidak akan jalankan operation seperti dulu tetapi secara beransur-ansur. Ketika sahabat menghadapi penderitaan oleh kaum kafir di Mekah, mereka tidak mengambil tindak balas walaupun mereka mampu karena taat perintah Allah. Di Madinah barulah perintah “melawan” turun. Dalam perang Uhud, tentera kafir hampir kalah dan ghanimah telah ditinggalkan. Ini dilihat oleh pasukan yang sedang bersedia di atas bukit. Amirnya ialah Abdullah bin Zubair. Tercetus fikir dalam hati tentera tsb: “Kita mesti turun untuk kumpulkan ghanimah dan bantu ringankan urusan mereka dibawah serta membantu memerangi musuh yang masih ada.” Hanya tinggal 12 orang yang tetap patuh kepada Abdullah bin Zubair. Khalid Al Walid yang ketika itu belum Islam mengambil kesempatan menyerang tentera Islam dari belakang. Khalid hanya mengetuai 100 orang tentera kafir untuk mencetuskan serangan itu. Dalam peperangan itu 70 orang sahabat telah syahid. Seorang musyrikin bernama Abdullah Qaniah telah ‘mensyahidkan’ gigi Nabi saw dan sempat memecahkan topi besi baginda. Dalam kerja ijtima’i, kita semua akan dapat masalah walaupun hanya segelintir sahaja yang buat amal tidak betul. Dalam peperangan Uhud Nabi saw dihebohkan telah wafat. Dalam hal ini sahabat mengambil sikap: “Nabi syahid, kitapun syahid atau kitapun teruskan perjuangan (usaha).” Inilah tahap Uhud: 1.Kemenangan, 2.Kekalahan sementara (kerana bantuan diangkat Allah), 3.Bantuan datang kembali . Iktibar dari peristiwa Uhud: 1.Seorang yang beriman tetapi kotor dengan keduniaan maka Allah akan tapis dan buang kotoran itu. 2.Apabila bersih barulah bantuan datang kembali. Janganlah minta tapisan ini. Ia adalah ujian dari Allah. Sebaliknya mintalah afiat dari Allah. Bila khilaf berlaku dalam usaha agama, tapisan akan datang dari Allah untuk selesaikan khilaf pada diri sendiri. Sentiasa salahkan diri dan merasai bahwa diri kita amat banyak kekurangan. Sabda Nabi saw: “Semua kamu adalah orang yang bersalah.” Tiada siapa yang betul. Siapa kata dia betul maka dia telah menentang Nabi secara terbuka. Sabda Nabi saw: “Orang yang terbaik diantara yang bersalah ialah orang yang bertaubat.” Satu hari seorang pendosa telah berdoa dan Maulana ada dibelakangnya: “Wahai Allah, aku hina seperti anjing, ampunkanlah aku seperti anjing Ashabul Kahfi. Orang lain ada pelindung seperti solat, taklim dan amalan baik yang lain. Aku ini tidak ada apa-apa. wahai Allah… Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Maulana mendoakan pendosa itu dari belakangnya. Kata Maulana, dia itu lebih baik dari orang yang buat usaha dengan sifat sombong dan takbur. Dan pada pagi harinya dia telah buat pengakuan depan majma’ yang dia telah bertaubat. Maulana minta dia keluar 4 bulan utk kekalkan perasaan itu. Sebaliknya dia jegilkan matanya pada Maulana seraya berkata: “Saya tetap tidak akan mengulangi perbuatan saya yang lalu.” Selang beberapa lama (beberapa tahun). Dia memperkenalkan dirinya & berterima kasih pada Maulana karena telah mentasykil dia keluar. Sekarang dia buat perniagaan yang kecil-kecil yang halal. Pendapatan itu cukup buatnya. Dalam Uhud Allah bersihkan orang yang ada cinta dunia. Allah uji untuk tingkatkan iman dan menaikkan darjat mereka. Orang beriman dan tidak beriman sama-sama merasai susah, tetapi kesusahan orang beriman adalah bermanafaat. Orang yang tidak beriman diberi peluang oleh Allah untuk tunjukkan kemegahannya seperti Firaun. Semua orang akan sama-sama mati, tapi yang berbeza adalah natijahnya, iaitu kejayaan atau kegagalan. Dalam usaha agama semua sama-sama buat, yang bezanya cuma ikhlas atau tidak. Bila ujian turun, Allah akan asingkan; dengan sendirinya yang tidak tulin akan diketepikan. Sifat orang yang tidak tulin: Mereka suka duduk ditepian berhampiran lorong-lorong. (Maulana baca ayat Al Quran) Bila nikmat datang merekalah yang paling heboh, tetapi bila ujian tiba mereka cepat-cepat lari ke lorong tadi. Sesungguhnya ujian Allah tetap akan datang untuk menghasilkan yang benar-benar tulin. Apabila beri syor dalam mesyuarat janganlah masukkan kepentingan diri kita serta taatlah pada setiap keputusan mesyuarat. Orang yang menjadi jumindar pula janganlah menjadi seperti pemerintah. Jangan sekat dari awal-awal lagi setiap syor walaupun kita tidak akan menerima syor tersebut.
Bayan Maulana Umar Palanpuri

WAHABI tak akui kenabian nabi adam as

DOWNLOAD RUJUKANNYA :
http://darulfatwa.org.au/languages/Malaysian/Ahlussunah.pdf

WAHABI tak akui kenabian nabi adam
LIHAT kitab mereka: Al-iman Bil Anbiya’ Jumlatan,
Karangan: Abdullah bin Zaid, cetakan MaktabahIslami, Beirut
Wahabi mengatakan bahawa Adam bukanlah nabi ataupun rasul :
PADAHAL DALAM HADIS DISEBUTKAN :
يا نب 2 لله  ; سو  يا ; لا قا  ج 2 مامة 2 A2 عن
نعم مكلم ; ؟ قا D%  كا
Maknanya: “daripada Abi umamah, seorang lelaki
bertanya nabi: “wahai rasulullah adakah Adam itu seorang nabi”? Beliau
menjawap: “ya, diturunkan wahyu kepadanya” H.R Ibnu Hibban.
Ijma’ ulama mengatakan bahawa Adam adalah nabi
satu Bukti Baru Kedangkalan Imam Besar Wahhabi; Ibnu Abdil Wahhab dalam Ilmu Hadis
Dalam kitab Tauhid-nya, Ibnu Abdil Wahhab menulis sebuah bab dengan judul:
في باب : {فَلَمَّا آتاهُما صالِحاً جَعَلا لَهُ شُرَكاءَ فيما آتاهُما}
Bab “Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu.”
Pada bab itu ia menukil pernyataan Ibnu Hazm yang menekankan bahwa menamakan anak dengan nama yang mengandung penghambaan kepada selain Allah itu adalah syirik, seperti nama Abdu ‘Amr (hamba ‘Amr), Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah) dan semisalnya.
Kemudian ia menyebutkan sebuah kisah yan mencoreng kesucian dan kema’shuman Nabi Adam dan Hawwa istrinya. Ia menuduh keduanya telah menyekutukan Allah SWT. Iblis merayu Adam dan Hawwa agar menamai anak mereka dengan nama Abdul Hârits, tetapi keduanya menolak rayuan itu. Iblis pun terus menerus merayunya sehingga setelah berkali-kali kematian anak mereka segera setelah lahir, mereka setuju dengan permintaan Iblis untuk menamai anak mereka dengan nama Abdul Hârits demi kecintaan mereka kepada putra mereka yan baru saja lahir. Apa yang dilakukan Adam dan Hawwa adalah yang dimaksud dengan firman Allah SWT.: “… maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu.” (QS. Al A’raf [7]: 190).
(Hadis riwayat Ibnu Abi Hâtim) (baca Kitab at Tauhid –dengan syarah Fathu al Majîd oleh Syeikh Abdur Rahman Âlu Syeikh-: 444. Dar al Kotob)
WAHAI WAHABI….INI BUKAN LAGI HADIS PALSU BAHKAN ISROILIYYAT…KENAPA KALIAN PAKAI K DALIL DALAM BIDANG AQIDAH!!!!!!!!!!
TIDAK ADA ULAMA AHLUSUNNAH YG DEMIKIAN…..PAKAI CERITA ISROILIYYAT UTK AQIDAH
Hadis/riwayat di atas adalah hadis palsu yang kebatilannya telah nyata bagi pelajar pemula dalam ilmu hadis.
Pada kesempatan ini saya akan membuktikan kepalsuannya dari pernyataan Ibnu Hazm –yang tak hentin-hentinya dikultuskan dan dibanggakan kaum Wahhabi, bahkan oleh Ibnu Abdil Wahhab sendiri termasuk dalam bab ini-. Ibnu Hazm berkata:
Kemusyrikan yang mereka nisbatkan kepada Adam bahwa beliau menamai anaknya dengan nama Abdul Hârits adalah kisah khurafat, maudhûah/palsu dan makdzûbah/kebohongan, produk orang yang tidak beragama dan tidak punya rasa malu. Sanadnya sama sekali tidak shahih. Ayat itu turun untuk kaum Musryikin. (Baca Fathu al Majîd Syarah kitab at Tauhid:442).
Kisah itu kendati diatas namakan Ibnu Abbas ra. akan tetapi dapat dipastikan bahwa ia adalah hasil bualan kaum Ahli Kitab (Yahudi&Nashrani).
Coba Anda renungkan baik-baik, bagaimana Syeikh Ibnu Abdil Wahhab dalam kitab at Tauhid yang kecil itu yang ia karang untuk menetapkan hak Allah atas hamba-hamba-Nya, ternyata ia hanya mampu menegakkan konsep Tauhidnya di atas pondasi hadis palsu. Inilah kadar ilmu Imam Wahhabi yang dibanggakan para pemujanya sebagai sang Imam yang akan mengawal perjalanan ajaran Tauhid Murni dari kemusyrikan! Dan yang akan membentengi Tauhid dari mekusyrikan!
Subhanallah, kalau ternyata kemampuan ilmu dan penguasan disiplis ilmu Hadis Imam mereka sedangkal itu, apa bayangan kita kadar ilmu murid-murid dan para pengikutnya. Atau boleh jadi sekarang pengikutnya lebih pandai dari imamnya! Sebab mereka hidup di era dan zaman yang berbeda dengan zaman Syeikh Ibnu Abdul Wahhab … di mana keterbukaan informasi sudah sedemikian rupa…. mereka pasti memiliki kesempatan menghimpun banyak informasi dan ilmu pengetahuan lebih dari para pendahulunya, apalagi setelah kekayaan umat Islam mereka kuasai … hanya saja yang tetap mencerminkan keterbelakangan dan ketertingalan adalah cara berpikir mereka …. masih tetap seperti zaman padang pasir gersang Najd tiga abad silam ketika awal Syeikh Ibnu Abdil Wahhab pertama kali memecah keheningan dunia Islam, khususnya negeri Hijâz dengan pekikan seruannya yang memporak-pondakan kesatuan umat Islam dan membuat kaum Muslimin tersibukkan oleh hujatan-hujatan murahan Syeikh dari mempertahankan tanah air kaum Muslimin dari gerombolan srigala buas dari natah Eropa yang datang mencabik-cabik kekuatan umat Islam dan menancapkan kuku-kuku penjajahan mereka.

Mudzakarah 6 ( enam ) Sifat Sahabat Nabi

Mudzakarah 6 Sifat Shahabat
Allah SWT meletakkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat hanyalah pada agama Islam yang sempurna. Agama Islam yang sempurna adalah agama yang dibawa oleh Rasululloh SAW. Meliputi Iman, Ibadah, Muamalah, Muasyarat dan Ahlaq. Pada saat ini umat islam tidak ada kekuatan dan kemampuan untuk mengamalkan agama secara sempurna. Para sahabat RA telah sukses dan jaya dalam mengamalkan agama secara sempurna karena mereka memiliki sifat-sifat dasar yang terkandung dalam enam sifat sahabat yang meliputi, 1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah” 2. Sholat khusyu’ dan khudlu’ 3. Ilmu ma’adzikir 4. Ikromul Muslimin 5. Tashihun niat 6. Da’wah dan tabligh khuruj fi sabilillah. Enam sifat sahabat RA tersebut bukan merupakan wujud agama yang sempurna, karena agama yang sempurna terkandung dalam al qur’an dan al hadits, tetapi apabila enam sifat para sahabat tersebut ada dalam diri kita maka Allah SWT akan memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkan agama secara sempurna.
1. Yakin atas kalimah thoyyibah “laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah“.
Arti : Tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt. Dan Baginda Muhammad Saw. Adalah utusan Allah.
Maksud Laa ilaha illallah
Mengeluarkan keyakinan pada mahluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah Swt. Di dalam hati.
Fadhilah :
1. Barang siapa yang mati sedangkan dia yakin tidak ada yang berhak disembah selain Allah Swt., maka dijamin masuk surga.
2. Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan hatinya membenarkan lisannya, maka dipersilahkan masuk surga dari pintu mana yang dia suka.
3. Sekecil-kecil iman dalam hati maka akan Allah berikan surga yang luasnya 10 kali dunia.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya iman yakin.
2. Latihan dengan cara memperbanyak halaqoh-halaqoh / majlis iman yakin (bicara atau dengar).
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat iman dan yakin.
Maksud Muhammadarrasulullah
Meyakini hanya satu-satunya jalan untuk mencapai kejayaan dunia dan akherat hanya dengan cara ikut sunnah Rasulullah Saw.
Fadhilah :
1. Rasulullah Saw. bersabda, Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan Aku (Muhammad) sebagai utusan Allah.
2. Rasulullah Saw. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala rusaknya ummatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.
3. Rasulullah Saw. Bersabda barang siapa menghidupkan sunnahku sungguh dia cinta padaku, dan barangsiapa yang cinta padaku maka akan bersamaku didalam surga.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya menghidupkan sunnah Rasulullah Saw.
2. Latihan , yaitu dengan cara menghidupkan sunnah Rasulullah Saw. Dalam kehidupan kita selama 24 jam.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk menghidupkan sunnah.
2. Sholat khusyu’ dan khudlu’
Arti : Shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri dengan mengikut cara yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Maksud Shalat Khusu dan Khudu
Membawa sifat-sifat ketaatan kepada Allah Swt didalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.
Fadhilah :
1. Allah berfirman : Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
2. Allah berfirman : Carilah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.
3. Rasulullah Saw. Bersabda : shalat adalah milahnya orang beriman.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya shalat
2. Latihan dengan cara :
a. Memperbaiki dhahirnya shalat.
b. Menghadirkan keagungan Allah
c. Belajar menyelesaikan masalah dengan shalat
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat shalat khusyu dan khudu.
3. Ilmu ma’adzikir
Arti Ilmu : Semua petunjuk yang dating dari Allah Swt melalui Baginda Rasulullah Saw.
Arti Dzikir: Mengingat Allah sebagaimana agungnya Allah.
Maksud Ilmu ma’adzikir
Mengamalkan perintah Allah Swt. Pada setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah didalam hati dan ikut cara Rasulullah Saw.
Fadhilah Ilmu:
1. Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka akan Allah fahamkan dirinya pada masalah agama.
2. Barangsiapa berjalan mencari ilmu maka akan Allah mudahkan untuknya jalan menuju surga.
3. Barangsiapa mempelajari satu ayat Al Quran maka nilainya adalah lebih baik daripada shalat sunnah 100 rakaat. Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu maka lebih baik nilainya daripada shalat sunnah 1000 rakaat.
Fadhilah Dzikir:
1. Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dibandingkan dengan orang yang mati.
2. Allah berfirman : Dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.
3. Allah berfirman : Ingatlah pada Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu.
Cara mendapatkan ilmu fadhail :
1. Dakwahkan pentingnya ilmu fadhail
2. Latihan dengan cara :
a. Duduk dalam halaqoh fadhail di masjid dan di rumah.
b. Ajak manusia untuk duduk dalam halaqoh fadhail
c. Hadirkan fadhail dalam setiap amalan .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu fadhail.
Cara mendapatkan ilmu masail :
1. Dakwahkan pentingnya ilmu masail
2. Latihan dengan cara :
a. Duduk dalam halaqoh masail dengan para alim ulama.
b. Bertanya kepada ulama baik untuk masalah agama maupun dunia.
c. Sering berziarah kepada para alim ulama .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ilmu masail.
Cara mendapatkan dzikir :
1. Dakwahkan pentingnya dzikir kepada Allah Swt.
2. Latihan dengan cara :
a. Setiap hari membaca Al Quran (usahakan 1 juz).
b. Membaca tasbihat, shalawat dan istigfar masing-masing 100 X.
Ketika membaca tasbihat maka hadirkan kemahasucian Allah
Ketika membaca shalawat maka ingat jasa-jasa Rasulullah kepada kita.
Ketika membaca istigfar maka hadirkan sifat Maha Pengampunnya Allah.
c. Amalkan doa-doa masnunah (harian) .
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dzikir.
4. Ikromul Muslimin
Arti : Memuliakan sesame orang islam / muslim.
Maksud ikramul muslimin
Menunaikan hak-hak semua orang islam tanpa meminta hak daripadanya.
Fadhilah :
1. Allah akan menolong seorang hamba selagi dia menolong saudaranya.
2. Barang siapa menutup aib saudaranya yang muslim maka Allah akan menutup aibnya dan barang siapa membuka aib saudaranya yang muslim maka Allah akan membuka aibnya sampai dia akan dipermalukan di rumahnya sendiri.
3. Senyummu didepan saudaramu adalah sedekah.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya ikram
2. Latihan dengan cara :
a. Memberi salam kepada orang yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal.
b. Menyayangi yang muda, menghormati yang tua, memuliakan uloama dan menghormati sesama.
c. Berbaur dengan semua orang yang berbeda-beda wataknya.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan ahlaq sebagaimana ahlaq Baginda Rasulullah Saw.
5. Tashihun niat
Arti : Membetulkan / meluruskan niat
Maksud tashihun niat
Membersihkan niat pada setiap amalan semata-mata karena Allah Swt.
Fadhilah :
1. Sesungguhnya Allahtidak akan menerima amalan seseorang kecuali dengan ikhlas.
2. Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupamu dan hartamu tetapi Dia akan memandang pada hatimu dan amalanmu.
3. Baginda Rasulullah Saw. Bersabda : Wahai Muadz jagalah keihklasan karena amal yang ikhlas walau sedikit akan mencukupi.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya ikhlas.
2. Latihan dengan cara : setiap beramal periksa niat kita, sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal, bersihkan niat agar semata-mata hanya karena Allah.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat ikhlas dalam beramal.
6. Da’wah dan tabligh khuruj fi sabilillah
Arti : Dakwah mengajak, Tabligh menyampaikan dan khuruj fisabilillah adalah keluar di jalan Allah.
Maksud
1. Memperbaiki diri, yaitu bagaimana agar dapat menggunakan harta diri dan waktu sebagaimana yang diperintahkan Allah.
2. Menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan semua manusia diseluruh alam dengan menggunakan harta dan diri sendiri.
Fadhilah :
1. Allah berfirman : dan adakah yang perkataannya lebih baik daripada seseorang yang mengajak manusia kepada Allah.
2. Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk kebaikan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan.
3. Sepagi sepetang dijalan Allah lebih baik daripada mendapatkan dunia dan seisinya.
Cara mendapatkan :
1. Dakwahkan pentingnya dakwah dan tabligh.
2. Latihan dengan cara : keluar dijalan Allah minimal 4 bulan seumur hidup, 40 h setiap tahun, 3h setiap bulan dan 2,5 jam setiap hari. Tingkatkan dengan cara bertahap-tahap menjadi 4 bl tiap tahun, 10h tiap bulan dan 8 jam setiap hari.
3. Berdoa kepada Allah agar diberikan hakekat dakwah dan tabligh yaitu dapat menggunakan harta, diri dan waktu untuk kepentingan agama.

HAKIKAT SEBENAR FAHAMAN AL-WAHHABIYAH (AL-TABDI’)


HAKIKAT SEBENAR FAHAMAN AL-WAHHABIYAH (AL-TABDI’)



OLEH:
HJ ZAMIHAN HJ MAT ZINPEN. PENGARAH ILIM, BANGI.


1.0 PENDAHULUAN
Sejak akhir-akhir ini lahir pelbagai aliran pemikiran dalam memahami Islam sebagai satu cara hidup .


Lantaran itu, kita begitu ghairah mencari identiti hidup yang beteraskan al-Qur’an dan al-Sunnah .


Adakalanya selari dengan Islam dan adakalanya aliran pemikiran tersebut ‘lari dan bercanggah’ dari penghayatan Islam yang sebenar .


Sehinggakan ada dikalangan saudara kita mendakwa bahawa pegangan , fahaman dan sikap mereka sahaja yang benar.


Manakala pegangan, fahaman dan sikap orang lain dianggap menyeleweng. Bahkan dituduh sebagai sesat, mengamalkan khurafat, melakukan syirik dan golongan ini telah mengkafirkan umat islam salaf dan khalaf hatta ulamak-ulamak ahlussunnah wal jamaah dan sebagainya.



Hasilnya, berlakulah aktiviti tuduh menuduh, fitnah-memfitnah dan kafir mengkafir dalam masyarakat. Senario ini bukan sahaja melibatkan ahli adademik dan professional tetapi turut mendatangkan keracunan kepada masyarakat awam kita. Masyarakat kita bingung, keliru dan buntu.


Akhirnya, umat Islam kita berpecah-belah menurut ideology dan fahaman masing-masing. Walaupun kita satu agama, sayangnya fahaman dan kita berbeza.Justeru, kertas am ini ditulis secara ringkas bagi mengunkapkan sedikit tentang latarbelakang permasalahan, membentuk pemahaman sekaligus mencerna pendirian dalam menghadapi isu ini. Khususnya dalam memahami fahaman al-Wahabiyyah atau dengan kata lain fahaman al-Tabdi’.


Memandangkan isu ini telah dibincang secara terbuka di televisyen, radio, akhbar dan majalah maka kita juga harus berlapang dada dan bersifat terbuka dalam membicarakannya.



2.0 DEFINISI
Al-Wahabiyyah ialah satu fahaman atau aliran pemikiran yang dinisbahkan kepada pengasasnya Muhammad bin Abdul al-Wahab (1115H-1206H). Pemahaman ini muncul hasil tanggungjawab beliau terhadap isu-isu agama yang berlaku pada waktu itu.


Asasnya ialah beliau begitu fanatik terhadap pendapat-pendapat keras al-Hanabilah, pendapat Ibnu Taimiyyah dan ditambah dengan pendapat sendiri. Walaupun sikapnya itu ditentang oleh ayahnya sendiri, namun beliau tetap berkeras dengan pemahaman dan pendekatan yang dirasakan releven itu. Penisbahan ini muncul dari kalangan masyarakat tempatan yang bertentangan pendapatnya dengannya dengan memanggilnya dengan gelaran Ibnu Abdul Wahab , dan akhirnya menjadial-Wahhabi .


Namun apabila beliau memperagakan akidah al-Salaf menurut kacamatanya , maka kita katakan “al-Salafiyyah al-Wahabiyyah.”Kesimpulanya, samada penisbahan ini tepat atau tidak bukan soalmya. Ini kerana penisbahan tersebut tersurat dalam lipatan sejarah. Namun apa yang penting adalah pemahaman dan aliran pemikiran yang dibawanya, Apabila diteliti dan dikaji, jelas pemahaman al-Wahabiyyah menjadikan pendekatan al-Tabdi’ ,iaitu satu fahaman yang menghukum bid’ah golongan yang tidak selari dengan pandangan mereka dan mengkafirkan umat islam secara terang-terangan hatta berani membunuh beribu-ribu umat islam pada zamannya yang kemudiannya jenayah bunuh ini disambung oleh pengikut Muhamad abd wahhab yang fanatik/taksub dengan ajaran sesat Wahhabi.


Sejarah Wahhabi yang hitam ini banyak dirakam di dalam kitab2 ulamak muktabar seperti da dalam kitab Fitnah wahhabiyah karangan Sayyid Zaini Dahlan Mufti Mekah .



3.0 FIRASAT ULAMAK TENTANG MUHAMMAD ABDUL WAHABI
Imam al-Habib Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Shohibur Ratib Habib ‘ Abdullah al-Haddad dalam kitabnya “Mishabul Anam” m/s 15 menceritakan seperti berikut:-


“Aku telah diberitahu oleh seorang tua yang bersinar wajahnya kerana kesolehannya dan sudah melebihi 80 tahun umurnya, Beliau salah seorang pemuka kita keluarga Abu ‘Alawi yang lahir dan membesar di Makkah dan kerap berulang alik ke Madinah.


Nama beliau Musa bin Hasan bin Ahmad al-‘Alawi berketurunan Sayyidina ‘Uqait bin Salim, saudara Sayyidina Quthubus-Syahir asy Syaikhul Kabir Abu Bakar bin Salim.


Beliau berkata :


“Aku dahulu berada di Madinah belajar kepada asy-Syaikh Muhammad Hayat (as-Sindi al-Madani). Muhammad bin Abdul Wahab juga berulang-alik ke majlis Syeikh Muhammad Hayat seperti murid-murid lainnya, Aku mendengar daripada orang-orang soleh dan ulama, sebagai kasyaf daripada mereka, firasat mereka mengenai Muhammad bin Abdul Wahab di mana mereka menyatakan bahawa dia akan sesat dan menyesatkan Allah dengannya orang yang dijauhkan dari rahmatNya dan dibinasakanNya.


Dan demikian yang telah berlaku (yakni firasat mereka telah menjadi kenyataan) sehingga Syeikh Abdul Wahab, bapa kepada Muhammad bin Abdul Wahab, juga berfirasat sedemikian terhadap anaknya, dia telah menasihati dan mengkritik anaknya serta memperingati orang lain berhubung sikap anaknya itu.Di antara ulama yang mempunyai firasat sedemikian juga ialah Syeikh Muhammad Hayat as-Sindi dan Syeikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi al-Madani asy-Syafi’i.


Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan menceritakan berhubung firasat Syeikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi dalam kitab-kitabnya.Dan perlu diketahui bahawa Syeikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mempunyai sanad riwayat daripada Syeikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi seperti berikut:-


Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan daripada Muhaddis Syam Syaikh Abdur Rahman al-Kuzbarly daripada al-Hafiz al-Hujjah Abdullah al-Kurdi al-Madani daripada al-Muhaddis al-Musnid Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi al-Madani.


Dalam isu Muhammad bin Abdul Wahab tidak ada langsung Syeikh Abdur Rahman al-Kuzbari menolak kata-kata Syeikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi dan beliau adalah tokoh utama dalam bidang periwayatan hadis yang terkenal dalam dunia Islam.



Kesimpulannya, perawi-perawi tersebut adalah orang yang dipercayai dan tidak berbohong. Syeikh Sulaiman al-Kurdi bukan sahaja berfirasat mengenai Muhammad bin Abdul Wahab, tetapi setelah zahir fitnah Muhammad bin Abdul Wahhab beliau telah ditanyai mengenainya dan membuat jawapan untuk menolak ajaran Muhammad bin Abdul Wahab.


Kitab yang ditulis oleh Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab al-Hanbali, saudara kandung Muhammad bin Abdul Wahab, yang berjudul “Syawa’ iqul Ilahiyyah”, sudah cukup membuktikan penyelewengan Muhammad bin Abdul Wahab dan sekaligus membuktikan kebenaran firasat para ulama dan solihin di atas.


Bukan sahaja Syeikh Sulaiman sahaja yang menceritakan kesesatan Muhammad bin Abdul Wahab bahkan ramai lagi ulama sehingga Habib Alwi al-Haddad pada mukasurat 3 kitab “Misbahul Anam” membuat kesimpulan bahawa kesesatan Muhammad bin Abdul Wahab telah disampaikan oleh ramai ulama secara tawatur dalam tulisan-tulisan mereka daripada orang-orang yang tsiqah dari kalangan ulama-ul-akhyar (terpilih) dan selain mereka yang telah melihat dengan matanya sendiri dan mendengar dengan telinganya sendiri akan kesesatan Muhammad bin Abdul Wahab dan pengikut-pengikutnya dan juga tulisan-tulisan, perkataan, perbuatan dan perintah Muhammad bin Abdul Wahab dan pengikut-pengkutnya.


Sememangnya firasat bukan hujjah, tetapi tidak boleh diketepikan mentah-mentah.


Apatah lagi, jika ada qarinah lain membuktikan kebenaran firasat tersebut. Ingat Junjungan Nabi Shallallahu alayhi wasalam bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi dan Imam al-Tobrani :


“Takutilah firasat orang mukmin, kerana bahawasanya dia memandang dengan cahaya Allah.”


4.0 PERIOD FAHAMAN AL-WAHABIYYAH
Gerakan dakwah ini secara umumnya mengalami tiga peringkat :


A-Kerajaan Saud yang pertama :1) Period Muhammad bin Abdul Wahab & Muhammad Su’ud (1153H-1206H)


2) Period Abdul Aziz al-Saud & Saud Abdul Aziz (1762M-1814M)3) Period Abdullah Al-Saud – Ditangkap – Dipancung (1814M-1818M)B-Kerajaan Saud yang kedua :


1) Muncul Faysal al-Turki al-Saud (1835M-1838M)- dibawa ke Mesir dan dipenjara-( 1843M)-melarikan diri2) Faysal memulakan pemerintahan al-Saud ke-2 di Najad3) Kolonel Lewis Pelly (Peg Kanan Tentera British ke teluk bertemu pemimpin Wahabi)


4) Faysal meninggal dunia akibat kecederaan serius dalam pertempuran dan diganti oleh saudara Abdullah (1874M)


5) Abdul Rahman bin Faysal al-Saud berjaya menakluki Riyadh (1889M)


6) Riyadh berjaya ditawan kembali oleh Jeneral Muhammad bin Rasyid (1890)


7) Abdul Rahman bin Faysal berjaya lari ke Kuwait.



C-Kerajaan Saud yang ketiga :


1)Munculnya Abdul Aziz al-Saud menawan semula Riyadh (1902)


2) Captain WHI Shakespeare (agen British) di Kuwait menemui Amir Abdul al-Aziz (1910) dan mengatur pertemuan dengan Sir Perry Cox dan melantik Philby sebagai penasihat amir (1915)


3) Berlakunya Uqary Conference antara Brtish dan Saudi. Abdul al-Aziz dianugerahkan 60,000 pound setahun kerana khidmatnya pada British dan kemudiannya dianugerahkan Knight Of Grand Commander of The Most Eminent Order of The Indian Empire.


4) Amir Abdul al-Aziz menghapuskan Ikhwan al-Najdi. British membekalkan 4 pesawat, 200 kenderaan tentera dalam operasi ini. Faisal al-Duuwaish telah ditangkap oleh British di Kuwait dan menyerahkan kepada Abdul Aziz (1930M).


5) Tahun 1931M, Philby membawa masuk jutawan US Charles R. Crane & Kari Twithcell untuk meneroka minyak di teluk.


6) Pada tahun 1933, Syarikat Standard Oil of California mendapat konsesi minyak selama 60 tahun dan dikenali dengan AramCo. Ini merupakan sebahagian dari strategi Philby untuk membawa campurtangan Amerika terhadap Saudi.


7) Kerajaan Saudi Arabia terbentuk secara rasminya pada tahun 1932M dengan identiti Pedang bersilang sampai ke hari ini.


5.0 INTISARI PENTING FAHAMAN AL-WAHABIYYAH
Berikut merupakan sebahagian methodology fahaman al-Wahabiyyah. Antaranya :


1)Meneruskan fahaman pemecahan Tauhid kepada 3 bahagian.


2)Bergerak aktif dengan isu syirik-mensyirik , kafir-mengkafir.


3)Mempromosi ayat mustasyabihat secara meluas.


4)Mendasari salah faham terhadap bid’ah


5)Menyerang golongan tasawuf /tarekat.


6)Menyubuhkan fahaman Tasbyih dan Tajsim


7)Menentang fatwa Kebangsaan dan negeri-negeri


8)Mempunyai kaitan rapat dengan gerakan militant


9)Bersikap fanatik


10)Menolak pendekatan Mazhab dalam Islam


6.0 TOKOH –TOKOH
Toloh-tokoh Wahhabiyyah terdahulu tidaklah ramai jika dibandingkan dengan ulamak-ulamak Ahlus Sunnah Wal Jamaah.


Di sini perlu didedahkan tokoh-tokoh yang menyebarkan fahaman wahabiyyah di Timur Tengah.Antaranya ialah:


6.1 Ibn al-Alusi (1202-1317)


6.2 Abdul al-Rahman al-Mua’llimiy (1313-1386)


6.3 Al-Qanuji : Sidq Hassan al-Khan


6.4 Hamad bin Nasr bin Uthman al-Najdi


6.5 Ahmad Ibrahim al-Najdi6.6 Jamaluddin al-Qasimi al-Dimasyqi


6.7 Muhammad Khalil Harras al-Masri


6.8 Abdul Razzaq Afifi Ahmad Syakir al-Masri


6.9 Nasr al-Din al-Banni


6.10 Zuhair Syawisy


6.11 Muhammad Nasib al-Rida’i


6.12 Mahmud Mahdi Istanbuli


6.13 Hamud al-Tuwaijri


6.14 Ibnu Baz(Abdullah bin Baz)


6.15 Hamad al-Ansari


6.16 Abu Bakar al-Jaza’iri


6.17 Soleh Uthaimin


6.18 Soleh Fauzan


6.19 Abdullah bin Sa’di al-Ghamidiy


6.20 Muhammad Jamil Zainu


6.21 Umar Sulaiman Asyqar


6.22 Furaih bin Soleh al-Bahlul


6.23 Salim al-Hilali


6.24 Marwan al-Qaisi


6.25 Abdul Qader al-Arnawuth.



7.0 IMPLIKASI
Penyebaran fahaman ini sedikit sebanyak memberi ancaman kepada umat Islam di Malaysia. Hampir-hampir kita bakal menjadi Indonesia.


Antara implikasinya ialah:


7.1 Memberi fokus perdebatan kepada masalah usuliyyah-akidah dengan sifat-sifat Allah.


7.2 Memberi fokus tentang permasalahan khilafiyyah-bid’ah dan mencambahkan bibit perpecahan dan kekeliruan fahaman dalam masyarakat.


7.3 Munculnya pelbagai aliran, puak dan fanatic kepada ustaz-ustaz atau pensyarah tertentu. Akhir menggunakan fatwa tersendiri dalam menyampaikan hukum kepada masyarakat awam.


7.4 Membelakangi JAKIM, Jabatan-jabatan Agama Islam Negeri, PUM, IKIM, YADIM dan


Majlis Fatwa Kebangsaan dalam penentuan dan penyebaran hukum.



8.0 SENARAI HUJJAH AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH KE ATAS FAHAMAN AL-WAHABIYYAH


9.0 STATUS
Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan kali ke-27 yang bersidang 31 Mac 1994 dan 14 pada 22-23 Oktober 1985 telah memutuskan bahawa fahaman Ittiba’ al-Sunnah atau Fahaman al-Salafiyyin, Kaum Muda atau Al-Wahabiyyah dan yang sealiran dengannya boleh membawa kekeliruan dan perpecahan kepada masyarakat dan perlu disekat.


Adalah menjadi hak untuk Kerajaan Negeri untuk menfatwakannya samada sesat atau menyeleweng.


10.0 KESIMPULAN
Antara usaha yang boleh diambil dalam menangani isu fahaman ini ialah:


10.1 Kita perlu memahami isu ini dengan sebaik-baiknya dan menyedari implikasi yang berlaku hasil penyebaran fahaman ini.


10.2 Menggesa JAKIM, JAIN, PUM, IKIM, YADIM dan NGO Islam yang lain bersatu untuk mengeluarkan satu kenyataan bersama tentang fahaman ini.


10.3 Menapis atau menyekat buku-buku, majalah, laman web, pendakwah ekstrem yang didapati menyebarkan fahaman ini.


10.4 Memantau sebarang aktiviti yang dianjurkan mereka termasuk seminar, forum, ceramah dan sebagainya.


10.5 Usaha pendidikan dan penerangan perlu dilakukan secara menyeluruh dan bersepadu.


10.6 Kita perlu menggunakan pendekatan yang bijak dalam menangani kes ini. Ibarat menarik rambut di dalam tepung.


Subhanallah..marilah sama-sama kita meyelamatkan diri kita dan berpesan kepada saudara islam kita yang lain daripada mereka ini, yang pada zahirnya menunjukkan persenaliti islam,berkopiah,berjubah,tapi akidah mereke bertereskan Muhammad abdul wahhab, ibn Taimiyyah yang membawa kepada tajsim dan tasybih.


Akidah mereka ini pada hakikatnya di ambil terus dari akidah yahudi dan agama-agama sesat lain bukannya akidah nabi Muhammad dan para sahabat.Nauzubillah……


Ya Allah selamatkan bumi Malaysia daripada Wahhabi..


AL-GHARI

Dalil Nabi Muhammad Bertawasul dengan Para Nabi ‘alaihissalam

Pemakaman Fathimah bt. Asad


Imam ath-Thobarani dalam Mu’jam al-Kabir dan al-Awshat meriwayatkan kisah kewafatan Sayyidah Fathimah binti Asad bin Hasyim dengan sanad yang jayyid. Di mana hadits tersebut turut diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam al-Hakim daripada Sayyidina Anas r.a. dan mereka memandangnya sebagai shohih. Ianya juga diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abd al-Bar daripada Sayyidina Anas r.a., Abu Syaibah daripada Sayyidina Jabir r.a., ad-Dailami dan juga Abu Nu’aim. Antara pengajaran dalam hadits ini adalah bagaimana Junjungan Nabi s.a.w. berdoa menyebut dan berwasilah dengan “haq” diri baginda yang mulia serta dengan “haq” para nabi yang telah datang sebelum baginda. Difahamilah bahawa segala para anbiya’ tersebut selain beberapa yang dipercayai masih hidup, telah pun wafat dan kini hidup di alam barzakh. Maka dapat disimpulkan bahawa Junjungan Nabi s.a.w. telah bertawassul dengan para anbiya’ yang telah wafat. Oleh itu, jika tsabit perkara bertawassul dengan orang yang telah mati daripada perbuatan Junjungan Nabi s.a.w., maka kenapakah dipertikaikan perbuatan umat baginda yang bertawassul dengan “haq”, “barkah” dan “jah” baginda setelah kewafatan baginda? Jika dikatakan bahawa hadits tersebut tidak tsabit, maka telah kami nyatakan ianya tsabit jika tidak di sisi sekalian muhadditsin, maka setidak-tidaknya di sisi sebilangan mereka, menjadikan ianya perkara yang diikhtilafkan oleh para ahlinya. Maka tiadalah hak untuk kita mencegah mereka-mereka yang berpegang dengan hadits ini kerana mereka punya panutan dan sandaran. Allahu … Allah, bertasamuhlah, biarlah masing-masing berpegang dengan keyakinan masing-masing.
Pemakaman Bonda Fathimah binti Asad r.’anha
Sayyidah Fathimah binti Asad bin Hasyim r.’anha. adalah bonda Imam ‘Ali r.a., dan beliau juga merupakan ganti ibu bagi Junjungan Nabi s.a.w. setelah kewafatan bonda baginda, Sayyidah Aminah r.’anha. Baginda s.a.w. amat menyayanginya seperti bonda baginda sendiri. Apabila Sayyidah Fathimah wafat, Junjungan Nabi s.a.w. telah memerintahkan agar beliau dimandikan dan ketika sampai ke siraman air kapur barus, maka Junjungan Nabi s.a.w. sendiri menjirus jenazahnya dengan tangan baginda yang mulia. Setelah itu maka Junjungan Nabi s.a.w. telah menanggalkan qamish baginda dan dipakaikan kepadanya serta dikafankannya. Baginda Nabi s.a.w. telah memerintahkan beberapa sahabat, antaranya Sayyidina ‘Umar r.a., Sayyidina Abu Ayyub dan Sayyidina Usamah untuk menggali kuburnya, manakala liang lahadnya dibuat oleh Junjungan Nabi sendiri dengan dua tangan baginda yang mulia. Setelah liang lahad disiapkan, baginda s.a.w. telah berbaring di liang lahad tersebut dan dalam perbaringan tersebut baginda berdoa:-
اللَّهُ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لا يَمُوتُ،
اغْفِرْ لأُمِّي فَاطِمَةَ بنتِ أَسَدٍ،
ولَقِّنْهَا حُجَّتَها، وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مُدْخَلَهَا،
بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالأَنْبِيَاءِ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِي،
فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Allah Tuhan yang menghidupkan dan mematikan. Dialah yang Maha Hidup yang tiada menerima kematian. Ampunilah bagi bondaku Fathimah binti Asad, bimbing dia untuk menegakkan hujjahnya (yakni untuk menjawab fitnah kubur), luaskanlah kuburnya, demi haq nabiMu dan segala nabi yang sebelumku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengasih.”
Setelah itu, baginda mensholati jenazahnya dengan 4 takbir dan memakamkannya ke dalam lahad tersebut dengan dibantu oleh Sayyidina al-’Abbas r.a. dan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a.
Ambo nukilkan kalam dua ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah yang terbilang mengenai pengajaran daripada hadits ini. Yang pertama kalam Imam Sayyid Muhammad Zaki Ibrahim dalam karyanya “al-Ifhaam wal Ifhaam @ Qadhaya al-Wasiilah wal Qubur” halaman 32, di mana beliau, rahimahUllah, menyatakan:-
Dan juga kita dapat perhatikan di sini bahawa para nabi yang Junjungan Nabi s.a.w. bertawassul dengan haq mereka kepada Allah dalam hadits tersebut dan lain-lain hadits telah pun wafat. Maka tsabit harus (jawaz) bertawassul kepada Allah dengan “haq” atau dengan “ahlil haq” yang hidup dan yang mati. Justru setelah ini adakah hujjah bagi orang yang menegah bertawassul?! Ya Allah, tiada kekuatan melainkan denganMu!!
Kalam yang kedua daripada al-Faqih Habib Zain bin Ibrahim BinSumaith dalam “al-Ajwibah al-Ghaaliyyah” halaman 76, di mana beliau, hafizahUllah, menyatakan:-
Lihatlah kepada sabdaan baginda : “dengan haq para nabi sebelumku“, maka itu adalah dalil yang jelas bagi mengharuskan / membolehkan bertawassul dengan para nabi setelah kewafatan mereka, sesungguhnya mereka itu hidup di alam barzakh. Dan demikian pulalah segala waris-waris mereka yang sempurna dari kalangan para shiddiqin dan awliya. (Yakni boleh bertawassul dengan mereka semuanya, sama ada yang masih hidup maupun yang telah wafat).
Allahu … Allah, inilah pemahaman para ulama kita Ahlus Sunnah wal Jamaah.
http://bahrusshofa.blogspot.com/

DAFTAR HUJJAH AHLUSUNNAH ATAS KESESATAN WAHABI(PENTING!!!)

DAFTAR HUJJAH AHLUSUNNAH ATAS KESESATAN WAHABI ATAU DARUL HADITS ATAU SALAFY
SILAHKAN DOWNLOAD :
http://darulfatwa.org.au/languages/Malaysian/Ahlussunah.pdf
Juga Download kitab2 aqidah ahlusunnah lainnya (dalam bahasa indonesia) :
http://darulfatwa.org.au/content/category/4/14/153/

Bid’ah saudy : PERAYAAN Maulid MUHAMMAD ABDUL WAHHAB

Disediakan oleh;
Abu Lehyah Al-Kelantany
0133005046
http://abulehyah.blogspot.com/

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين, مكون الأكوان, مدبر الأزمان, الموجود أزلا وأبدا بلاكيف ولاجهة ولامكان , والصلاة والسلام على محمد سيد الأنبياء والمرسلين, وعلى ءاله الطاهرين وصحابته الطيبين, اما بعد
PERAYAAN MENYAMBUT MINGGU MUHAMMAD ABDUL WAHHAB
[image]
Program ini diadakan di Riyadh, Saudi Arabia di bawah kelolaan University Islam (ala za’mihi) Muhammad Ibn Sa’ud Al-Islamiyah. Program yang berslogankan perayaan menyambut ” Minggu Muhammad Abdul Wahhab” ini diadakan selama seminggu bertujuan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab dan memperingati sumbangan serta mempunyai agenda tersendiri supaya hasil daripada perbentangan dari para pembentang , Muhammad Ibn Abdul Wahhab digelar sebagai Mujaddid. Golongan al-Wahhabiyah di Saudi ini menjemput seramai 150 peserta daripada Saudi sendiri dan Luar Saudi.
[image]
Tarikh : Hari Sabtu 21-4-1400H sehingga hari Khamis 27-4-1400H BERSAMAAN 8-3-1980 sehingga 14-3-1980.
(tujuh hari -tujuh malam nii…..masyaAllah …ada dalilnya nii?…kenape tak 40 hari saja ya???? he…he….dasar badwi)


Majlis tersebut di rasmikan oleh Amir Sulaiman Bin Abdul Aziz, Pemimpin di bumi Riyadh, majlis yang meriah itu dihadiri daripada pelbagai tempat, mereka dikalangan pendakwah-pendakwah khas upahan kerajaan saudi, tenaga pengajar universiti, dan tidak lupa juga mereka menjemput hadirin dari kalangan pelajar-pelajar. Para pembentang yang hadir dikatakan mendapat upah atau sumbangan kerana memuji dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab. Amat sedih sekali mereka dibeli dengan harga yang murah, sehingga sanggup menggadaikan agama tercinta kepada regim Al-wahhabiyah. Muktamar besar-besaran ini di adakan di dalam dewan beesar Malik Faishal. Majlis ini dimeriahkan lagi dengan kehadiran “kepala pengat wahhabiyah” , Abdul Aziz Bin Baz, yang merangkap sebagai ketua Am bagi Pejabat Al-Buhuts Al-Ilmiyyah Wal-ifta’ wad-dakwah wal-irsyad (ala-za’mihim) yang diiringi oleh Hasan Bin Abdullah Ali Syeikh, Menteri Pengajian Tinggi.
Para pembentang pada Program tersebut :
1.
Ahmad Bin Abdul Aziz Ali Mubarak
2.
At-Thuhami Naqirah
3.
Muhammad bin Ahmad Al-’Aqily
4.
Abdul Hafidz Abd ‘al
5.
Yusuf Jasim Al-Hajjy
6.
Ahmad Zubarah
7.
Mahmud Syit Khattab
8.
Amid Al-Jasir
9.
Abdullah Utsaimin
10.
Ismail Muhammad Al-Anshoriy
11.
Muhamad Yusuf
12.
Mana’ Khalil al-Qatthan
13.
Soleh Bin Abdul Rahman Al-Athram
14.
Abdullah Bin Saad Ar-Ruwaishid
15.
Syiajuddin KakalKhail
16.
Abdullah Abdul Majid
17.
Al-Ghazali Khalil ‘Aid
18.
Ali Abdul Halim Mahmud
19.
Ahmad Abduh Nasyir
20.
Muhammad Fathi Othman
21.
Abdul Wahhab Ibrahim Abu Sulaiman
22.
Muhammad Yusuf
23.
Abdul Rahman Umairah
24.
Abdul Karim Khatib
25.
Muhammad Nasib Al-rifa’iy
26.
Muhammad Muhammad Husain
27.
Muhammad Abdul Rahman.
28.
Soleh Auzjany
29.
Abdul Bari Abdul Baqiy
30.
Muhammad Salam Madkur
31.
Abdul Fattah Muqallidil Ghunaimiy
32.
Wahbah Zuhaily
33.
Ismail Ahmad
34.
Anwarul Jundiy
35.
Abdul Halim Uwais
36.
‘Athiah Muhammad Salim
37.
Mushtofa Muhammad Mas’ud
38.
Muhammad Al-Sa’iid Jamaluddin
39.
Najih ahyad Abdullah
40.
Abdul Qudwas Al-Anshory
[image]
[image]
[image]
Ulasan :
Cinta kepada Rasulullah Sollahu ‘alaihi Wassallam tidak boleh, Mengagungkan Nabi Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasallam tidak boleh, Ikut Imam Syafie tidak boleh, Ikut Imam 4 mazdhab tidak boleh, Menyambut Maulidurrasul dianggap bid’aah, ditambah lagi pelakunya layak dihumban ke dalam neraka, tetapi kalau sambut Minggu Muhammad Abdul WahhAb?..haik.. tidak bida’ah, Cintakan dan agungkan Muhammad Abdul Wahhab?..haik tidak Bida’ah, taklid ta’asub kepada Muhammad Abdul wahhab?..Haik..tidak bid’aah..Subhanakallahu Buhtanun ‘Adzim.
Sebenarnya golongan al-wahhabiyah tidak mencinta Nabi, bahkan wahhabiyah ini membenci habibuna Mushtofa Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasalllam…
Disediakan oleh;
Abu Lehyah Al-Kelantany
0133005046
http://abulehyah.blogspot.com/
wahai wahaby/salafy palsu/ahlusunnah palsu!!!
membid’ahkan dan melarang maulid nabi muhammad saw…..
tapi buat perayaan bid’ah menyambut maulid abdulwahab sang badwi najd…..tujuh hari -tujuh malam lagi….
betul-betul bid’ah baru bagi saudiarabia rajanya para badwi najd

Sunnah maulid Nabi : Allah pun merayakan Maulid Nabi-nabi


Bahkan Ibnu Taymiyah pun dukung “Maulid Nabi”

Mengenai Maulid Lagi

Tersebut di dalam kitab I’anathuth Tholibin oleh Sayyidisy-Syaikh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi:-
Telah berkata Imam Hasan al-Bashri (Wafat 116H, pernah bertemu dengan lebihkurang 100 orang shahabat): “Aku kasih jika ada bagiku seumpama gunung Uhud emas untuk kunafkahkan atas pembacaan mawlid ar-Rasul”.
Telah berkata Shaikh Junaid al-Baghdadi (wafat 297H): “Sesiapa yang hadir mawlid ar-Rasul dan membesarkan kadar baginda, maka telah berjayalah dia dengan iman”.
Kata-kata ulama ini juga boleh didapati didalam kitab an-Nafahatul Miskiyyah fi fadhilathi qiraati maulidi khairil bariyyah karangan asy-Shaikh Muhammad bin Abdullah as-Suhaimi dan juga terjemahannya yang bertajuk Hembusan Kasturi oleh Fadhilatul Ustaz Taha as-Suhaimi.
Selain itu bagi menjawab tohmahan mereka kononnya ulamak silam mencerca sambutan ini, kita bawakan kata-kata yang jelas dari tiga ulamak yang kehebatan mereka diakui semua.
1) Al-Imam al-Hujjah al-Hafiz as-Suyuthi:

Di dalam kitab beliau, al-Hawi lil Fatawa, beliau telah meletakkan satu bab yang dinamakan Husnul Maqsad fi ‘Amalil Maulid, halaman 189, beliau mengatakan: Telah ditanya tentang amalan Maulid Nabi صلى الله عليه وسلم pada bulan Rabiul Awal, apakah hukumnya dari sudut syara’? Adakah ia dipuji atau dicela? Adakah pelakunya diberikan pahala atau tidak?
Dan jawapannya di sisiku: Bahawasanya asal kepada perbuatan maulid, iaitu mengadakan perhimpunan orangramai, membaca al-Quran, sirah Nabi dan kisah-kisah yang berlaku pada saat kelahiran baginda dari tanda-tanda kenabian, dan dihidangkan jamuan, dan bersurai tanpa apa-apa tambahan daripadanya, ia merupakan bid’ah yang hasanah yang diberikan pahala siapa yang melakukannya kerana padanya mengagungkan kemuliaan Nabi صلى الله عليه وسلم dan menzahirkan rasa kegembiraan dengan kelahiran baginda yang mulia.
2) Syeikh Ibn Taimiyah : “Di dalam kitab beliau, Iqtidha’ as-Shiratil Mustaqim, cetakan Darul Hadis, halaman 266, beliau nyatakan: Begitu juga apa yang dilakukan oleh sebahagian manusia samada menyaingi orang Nasrani pada kelahiran Isa عليه السلام, ataupun kecintaan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan mengagungkan baginda, dan Allah mengurniakan pahala kepada mereka atas kecintaan dan ijtihad ini…”
Seterusnya beliau nyatakan lagi : “Ia tidak dilakukan oleh salaf, tetapi ada sebab baginya, dan tiada larangan daripadanya.”

Kita pula tidak mengadakan maulid melainkan seperti apa yang dikatakan oleh Ibn Taimiyah sebagai: “Kecintaan kepada Nabi dan mengagungkan baginda.”
3) Syeikhul Islam wa Imamussyurraah al-Hafiz Ibn Hajar al-‘Asqalani: Berkata al-Hafiz as-Suyuthi dalam kitab yang disebutkan tadi: Syeikhul Islam Hafizul ‘Asr Abulfadhl Ibn Hajar telah ditanya tentang amal maulid, dan telah dijawab begini: “Asal amal maulid (mengikut cara yang dilakukan pada zaman ini) adalah bid’ah yang tidak dinaqalkan dari salafussoleh dari 3 kurun (yang awal), walaubagaimanapun ia mengandungi kebaikan serta sebaliknya. Maka sesiapa yang melakukan padanya kebaikan dan menjauhi yang buruk, ia merupakan bid’ah yang hasanah.
Telah jelas bagiku pengeluaran hukum ini dari asal yang tsabit iaitu apa yang tsabit dalam shahihain (shahih al-Bukhari dan shahih Muslim) bahawa Nabi صلى الله عليه وسلم ketika tiba di Madinah mendapati orang Yahudi berpuasa Asyura’, lalu baginda bertanya kepada mereka (sebabnya). Mereka menjawab: Ia merupakan hari ditenggelamkan Allah Fir’aun dan diselamatkan Musa, maka kami berpuasa kerana bersyukur kepada Allah. Maka diambil pengajaran darinya melakukan kesyukuran kepada Allah atas apa yang Dia kurniakan pada hari tertentu, samada cucuran nikmat atau mengangkat kesusahan.”
Seterusnya beliau berkata lagi: Dan apakah nikmat yang lebih agung dari nikmat diutuskan Nabi ini صلى الله عليه وسلم, Nabi Yang Membawa Rahmat, pada hari tersebut? Dan ini adalah asal kepada amalan tersebut. Manakala apa yang dilakukan padanya, maka seharusnya berlegar pada apa yang difahami sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah Ta’ala samada tilawah, memberi makan, sedekah, membacakan puji-pujian kepada Nabi, penggerak hati atau apa sahaja bentuk kebaikan dan amal untuk akhirat.”
Inilah istinbat-istinbat yang dikatakan oleh mereka yang menentang sambutan maulid (anti-maulid) sebagai istidlal yang bathil serta qias yang fasid, lalu mereka mengingkarinya. Cukuplah bagi kita memerhatikan siapakah yang mengingkari dan siapa pula yang mereka ingkari!!!
PERINGATAN MAULID NABI SAW

ketika kita membaca kalimat diatas maka didalam hati kita sudah tersirat bahwa kalimat ini akan langsung membuat alergi bagi sebagian kelompok muslimin, saya akan meringkas penjelasannya secara ‘Aqlan wa syar’an, (logika dan syariah).
Sifat manusia cenderung merayakan sesuatu yg membuat mereka gembira, apakah keberhasilan, kemenangan, kekayaan atau lainnya, mereka merayakannya dengan pesta, mabuk mabukan, berjoget bersama, wayang, lenong atau bentuk pelampiasan kegembiraan lainnya, demikian adat istiadat diseluruh dunia.
Sampai disini saya jelaskan dulu bagaimana kegembiraan atas kelahiran Rasul saw. Allah merayakan hari kelahiran para Nabi Nya
• Firman Allah : “(Isa berkata dari dalam perut ibunya) Salam sejahtera atasku, di hari kelahiranku, dan hari aku wafat, dan hari aku dibangkitkan” (QS Maryam 33)
• Firman Allah : “Salam Sejahtera dari kami (untuk Yahya as) dihari kelahirannya, dan hari wafatnya dan hari ia dibangkitkan” (QS Maryam 15)
• Rasul saw lahir dengan keadaan sudah dikhitan (Almustadrak ala shahihain hadits no.4177)
• Berkata Utsman bin Abil Ash Asstaqafiy dari ibunya yg menjadi pembantunya Aminah ra bunda Nabi saw, ketika Bunda Nabi saw mulai saat saat melahirkan, ia (ibu utsman) melihat bintang bintang mendekat hingga ia takut berjatuhan diatas kepalanya, lalu ia melihat cahaya terang benderang keluar dari Bunda Nabi saw hingga membuat terang benderangnya kamar dan rumah (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
• Ketika Rasul saw lahir kemuka bumi beliau langsung bersujud (Sirah Ibn Hisyam)
• Riwayat shahih oleh Ibn Hibban dan Hakim bahwa Ibunda Nabi saw saat melahirkan Nabi saw melihat cahaya yg terang benderang hingga pandangannya menembus dan melihat Istana Istana Romawi (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
• Malam kelahiran Rasul saw itu runtuh singgasana Kaisar Kisra, dan runtuh pula 14 buah jendela besar di Istana Kisra, dan Padamnya Api di Kekaisaran Persia yg 1000 tahun tak pernah padam. (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
Kenapa kejadian kejadian ini dimunculkan oleh Allah swt?, kejadian kejadian besar ini muncul menandakan kelahiran Nabi saw, dan Allah swt telah merayakan kelahiran Muhammad Rasulullah saw di Alam ini, sebagaimana Dia swt telah pula membuat salam sejahtera pada kelahiran Nabi nabi sebelumnya.
Rasulullah saw memuliakan hari kelahiran beliau saw Ketika beliau saw ditanya mengenai puasa di hari senin, beliau saw menjawab : “Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan” (Shahih Muslim hadits no.1162).
dari hadits ini sebagian saudara2 kita mengatakan boleh merayakan maulid Nabi saw asal dg puasa. Rasul saw jelas jelas memberi pemahaman bahwa hari senin itu berbeda dihadapan beliau saw daripada hari lainnya, dan hari senin itu adalah hari kelahiran beliau saw. Karena beliau saw tak menjawab misalnya : “oh puasa hari senin itu mulia dan boleh boleh saja..”, namun beliau bersabda : “itu adalah hari kelahiranku”, menunjukkan bagi beliau saw hari kelahiran beliau saw ada nilai tambah dari hari hari lainnya, contoh mudah misalnya zeyd bertanya pada amir : “bagaimana kalau kita berangkat umroh pada 1 Januari?”, maka amir menjawab : “oh itu hari kelahiran saya”. Nah.. bukankah jelas jelas bahwa zeyd memahami bahwa 1 januari adalah hari yg berbeda dari hari hari lainnya bagi amir?,
dan amir menyatakan dengan jelas bahwa 1 januari itu adalah hari kelahirannya, dan berarti amir ini termasuk orang yg perhatian pada hari kelahirannya, kalau amir tak acuh dg hari kelahirannya maka pastilah ia tak perlu menyebut nyebut bahwa 1 januari adalah hari kelahirannya, dan Nabi saw tak memerintahkan puasa hari senin untuk merayakan kelahirannya, pertanyaan sahabat ini berbeda maksud dengan jawaban beliau saw yg lebih luas dari sekedar pertanyaannya, sebagaimana contoh diatas, Amir tak mmerintahkan umroh pada 1 januari karena itu adalah hari kelahirannya, maka mereka yg berpendapat bahwa boleh merayakan maulid hanya dg puasa saja maka tentunya dari dangkalnya pemahaman terhadap ilmu bahasa. Orang itu bertanya tentang puasa senin, maksudnya boleh atau tidak?, Rasul saw menjawab : hari itu hari kelahiranku, menunjukkan hari kelahiran beliau saw ada nilai tambah pada pribadi beliau saw, sekaligus diperbolehkannya puasa dihari itu. Maka jelaslah sudah bahwa Nabi saw termasuk yg perhatian pada hari kelahiran beliau saw, karena memang merupakan bermulanya sejarah bangkitnya islam.
Sahabat memuliakan hari kelahiran Nabi saw Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : “Izinkan aku memujimu wahai
Rasulullah..” maka Rasul saw menjawab: “silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga”, maka Abbas ra memuji dg syair yg panjang, diantaranya : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417)

Kasih sayang Allah atas kafir yg gembira atas kelahiran Nabi saw Diriwayatkan bahwa Abbas bin Abdulmuttalib melihat Abu Lahab dalam mimpinya, dan Abbas bertanya padanya : “bagaimana keadaanmu?”, abu lahab menjawab : “di neraka, Cuma diringankan siksaku setiap senin karena aku membebaskan budakku Tsuwaibah karena gembiraku atas kelahiran Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.4813, Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.13701, syi’bul iman no.281, fathul baari Almasyhur juz 11 hal 431). Walaupun kafir terjahat ini dibantai di alam barzakh, namun tentunya Allah berhak menambah siksanya atau menguranginya menurut kehendak Allah swt, maka Allah menguranginya setiap hari senin karena telah gembira dg kelahiran Rasul saw dengan membebaskan budaknya.
Walaupun mimpi tak dapat dijadikan hujjah untuk memecahkan hukum syariah, namun mimpi dapat dijadikan hujjah sebagai manakib, sejarah dan lainnya, misalnya mimpi orang kafir atas kebangkitan Nabi saw, maka tentunya hal itu dijadikan hujjah atas kebangkitan Nabi saw maka Imam imam diatas yg meriwayatkan hal itu tentunya menjadi hujjah bagi kita bahwa hal itu benar adanya, karena diakui oleh imam imam dan mereka tak mengingkarinya.
Rasulullah saw memperbolehkan Syair pujian di masjid Hassan bin Tsabit ra membaca syair di Masjid Nabawiy yg lalu ditegur oleh Umar ra, lalu Hassan berkata : “aku sudah baca syair nasyidah disini dihadapan orang yg lebih mulia dari engkau wahai Umar (yaitu Nabi saw), lalu Hassan berpaling pada Abu Hurairah ra dan berkata : “bukankah kau dengar Rasul saw menjawab syairku dg doa : wahai Allah bantulah ia dengan ruhulqudus?, maka Abu Hurairah ra berkata : “betul” (shahih Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485)
Ini menunjukkan bahwa pembacaan Syair di masjid tidak semuanya haram, sebagaimana beberapa hadits shahih yg menjelaskan larangan syair di masjid, namun jelaslah bahwa yg dilarang adalah syair syair yg membawa pada Ghaflah, pada keduniawian, namun syair syair yg memuji Allah dan Rasul Nya maka hal itu diperbolehkan oleh Rasul saw bahkan dipuji dan didoakan oleh beliau saw sebagaimana riwayat diatas, dan masih banyak riwayat lain sebagaimana dijelaskan bahwa Rasul saw mendirikan mimbar khusus untuk hassan bin tsabit di masjid agar ia berdiri untuk melantunkan syair syairnya (Mustadrak ala shahihain hadits no.6058, sunan Attirmidzi hadits no.2846) oleh Aisyah ra bahwa ketika ada beberapa sahabat yg mengecam Hassan bin Tsabit ra maka Aisyah ra berkata : “Jangan kalian caci hassan, sungguh ia itu selalu membanggakan Rasulullah saw”(Musnad Abu Ya’la Juz 8 hal 337).
Pendapat Para Imam dan Muhaddits atas perayaan Maulid sebelumnya perlu saya jelaskan bahwa yg dimaksud Al Hafidh adalah mereka yg telah hafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, dan yg disebut Hujjatul Islam adalah yg telah hafal 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya.
1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
Telah jelas dan kuat riwayat yg sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yg berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata :
“hari ini hari ditenggelamkannya Fir’aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : “kita lebih berhak atas Musa as dari kalian”, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN
ANUGERAH PADA ORANG  ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al Imran 164)
2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300), dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun,
dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah utk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus
mengenai perayaan maulid dengan nama : “Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid” .
3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
Merupakan Bid’ah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg kelahiran Nabi saw.
4. Pendapat Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif :
Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : “di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah
demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)” (shahih Bukhari). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur’an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yg gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.
5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy
dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
Serupa dg ucapan Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab
6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah berkata ”tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pd malamnya dg berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yg sangat besar”.
7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : ”ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw”
8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
dengan karangan maulidnya yg terkenal ”al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, ”Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dg tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yg membacanya serta merayakannya” .
9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyya h juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: ”Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kpd orang yg menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.
10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad
yg terkenal dg Ibn Dihyah alkalbi dg karangan maulidnya yg bernama ”Attanwir fi maulid basyir an nadzir”
11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dg maulidnya ”urfu at ta’rif bi maulid assyarif”
12. Imam al Hafidh Ibn Katsir yg karangan kitab maulidnya dikenal dg nama : ”maulid ibn katsir”
13. Imam Al Hafidh Al ’Iraqy dg maulidnya ”maurid al hana fi maulid assana”
14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy
telah mengarang beberapa maulid : Jaami’ al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arra’iq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.
15. Imam assyakhawiy dg maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi
16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi dg maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah
17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yg terkenal dg ibn diba’
dg maulidnya addiba’i
18. Imam ibn hajar al haitsami dg maulidnya itmam anni’mah alal alam bi maulid syayidi waladu adam
19. Imam Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala
maulid ibn hajar
20. Al Allamah Ali Al Qari’ dg maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi
21. Al Allamah al Muhaddits Ja’far bin Hasan Al barzanji dg maulidnya yg terkenal maulid barzanji
23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani dg maulid Al yaman wal is’ad bi maulid khair al ibad
24. Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy dg maulid jawahir an nadmu al badi’ fi maulid as syafi’
25. Imam Ibrahim Assyaibaniy dg maulid al maulid mustofa adnaani
26. Imam Abdulghaniy Annanablisiy dg maulid Al Alam Al Ahmadi fi maulid muhammadi”
27. Syihabuddin Al Halwani dg maulid fath al latif fi syarah maulid assyarif
28. Imam Ahmad bin Muhammad Addimyati dg maulid Al Kaukab al azhar alal ‘iqdu al jauhar fi maulid nadi al azhar
29. Asyeikh Ali Attanthowiy dg maulid nur as shofa’ fi maulid al mustofa
30. As syeikh Muhammad Al maghribi dg maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.
Tiada satupun para Muhadditsin dan para Imam yg menentang dan melarang hal ini, mengenai beberapa pernyataan pada Imam dan Muhadditsin yg menentang maulid sebagaimana disampaikan oleh kalangan anti maulid,
maka mereka ternyata hanya menggunting dan memotong ucapan para Imam itu, dengan kelicikan yg jelas jelas meniru kelicikan para misionaris dalam menghancurkan Islam.
Berdiri saat Mahal Qiyam dalam pembacaan Maulid Mengenai berdiri saat maulid ini, merupakan Qiyas dari kerinduan pada Rasul saw, dan menunjukkan semangat atas kedatangan sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja, sebagaimana penghormatan yg dianjurkan oleh Rasul saw adalah berdiri, sebagaimana diriwayatkan ketika sa’ad bin Mu’adz ra datang maka Rasul saw berkata kepada kaum anshar : “Berdirilah untuk tuan kalian” (shahih Bukhari hadits no.2878, Shahih Muslim hadits no.1768), demikian pula berdirinya Thalhah ra untuk Ka’b bin Malik ra.
Memang mengenai berdiri penghormatan ini ada ikhtilaf ulama, sebagaimana yg dijelaskan bahwa berkata Imam Alkhattabiy bahwa berdirinya bawahan untuk majikannya, juga berdirinya murid untuk kedatangan gurunya, dan berdiri untuk kedatangan Imam yg adil dan yg semacamnya merupakan hal yg baik, dan berkata Imam Bukhari bahwa yg dilarang adalah berdiri untuk pemimpin yg duduk, dan Imam Nawawi yg berpendapat bila berdiri untuk penghargaan maka taka apa, sebagaimana Nabi saw berdiri untuk kedatangan putrinya Fathimah ra saat ia datang,
namun adapula pendapat lain yg melarang berdiri untuk penghormatan. (Rujuk Fathul Baari Almasyhur Juz 11 dan Syarh Imam Nawawi ala shahih muslim juz 12 hal 93)
Namun sehebat apapun pendapat para Imam yg melarang berdiri untuk menghormati orang lain, bisa dipastikan mereka akan berdiri bila Rasulullah saw datang pada mereka, mustahil seorang muslim beriman bila sedang duduk lalu tiba tiba Rasulullah saw datang padanya dan ia tetap duduk dg santai..
Namun dari semua pendapat itu, tentulah berdiri saat mahal qiyam dalam membaca maulid itu tak ada hubungan apa apa dengan semua perselisihan itu, karena Rasul saw tidak dhohir dalam pembacaan maulid itu, lepas
dari anggapan ruh Rasul saw hadir saat pembacaan maulid, itu bukan pembahasan kita, masalah seperti itu adalah masalah ghaib yg tak bisa disyarahkan dengan hukum dhohir, semua ucapan diatas adalah perbedaan pendapat mengenai berdiri penghormatan yg Rasul saw pernah melarang agar sahabat tak berdiri
untuk memuliakan beliau saw. Jauh berbeda bila kita yg berdiri penghormatan mengingat jasa beliau
saw, tak terikat dengan beliau hadir atau tidak, bahwa berdiri kita adalah bentuk kerinduan kita pada nabi saw, sebagaimana kita bersalam pada Nabi saw setiap kita shalat pun kita tak melihat beliau saw.
Diriwayatkan bahwa Imam Al hafidh Taqiyuddin Assubkiy rahimahullah, seorang Imam Besar dan terkemuka dizamannya bahwa ia berkumpul bersama para Muhaddits dan Imam Imam besar dizamannya dalam perkumpulan yg padanya dibacakan puji pujian untuk nabi saw, lalu diantara syair syair itu merekapun seraya berdiri termasuk Imam Assubkiy dan seluruh Imam imam yg hadir bersamanya, dan didapatkan kesejukan yg luhur dan cukuplah perbuatan mereka itu sebagai panutan, dan berkata Imam Ibn Hajar Alhaitsamiy rahimahullah bahwa Bid’ah
hasanah sudah menjadi kesepakatan para imam bahwa itu merupakan hal yg sunnah, (berlandaskan hadist shahih muslim no.1017 yg terncantum pd Bab Bid’ah) yaitu bila dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan
tidak mendapat dosa, dan mengadakan maulid itu adalah salah satu Bid’ah hasanah,
Dan berkata pula Imam Assakhawiy rahimahullah bahwa mulai abad ketiga hijriyah mulailah hal ini dirayakan dengan banyak sedekah dan perayaan agung ini diseluruh dunia dan membawa keberkahan bagi mereka yg mengadakannya. (Sirah Al Halabiyah Juz 1 hal 137)
Pada hakekatnya, perayaan maulid ini bertujuan mengumpulkan muslimin untuk Medan Tablig dan bersilaturahmi sekaligus mendengarkan ceramah islami yg diselingi bershalawat dan salam pada Rasul saw, dan puji pujian pada Allah dan Rasul saw yg sudah diperbolehkan oleh Rasul saw, dan untuk mengembalikan kecintaan mereka pada Rasul saw, maka semua maksud ini tujuannya adalah kebangkitan risalah pada ummat yg dalam ghaflah, maka Imam dan Fuqaha manapun tak akan ada yg mengingkarinya karena jelas jelas merupakan salah satu cara membangkitkan keimanan muslimin, hal semacam ini tak pantas dimungkiri oleh setiap muslimin
aqlan wa syar’an (secara logika dan hukum syariah), karena hal ini merupakan hal yg mustahab (yg dicintai), sebagaiman kaidah syariah bahwa “Maa Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib”, semua yg menjadi penyebab kewajiban dengannya maka hukumnya wajib.  contohnya saja bila sebagaimana kita ketahui bahwa menutup aurat dalam shalat hukumnya wajib, dan membeli baju hukumnya mubah, namun suatu waktu saat kita akan melakukan shalat kebetulan kita tak punya baju penutup aurat kecuali harus membeli dulu, maka membeli baju hukumnya
berubah menjadi wajib, karena perlu dipakai untuk melaksanakan shalat yg wajib .
contoh lain misalnya sunnah menggunakan siwak, dan membuat kantong baju hukumnya mubah saja, lalu saat akan bepergian kita akan membawa siwak dan baju kita tak berkantong, maka perlulah bagi kita membuat kantong baju untuk menaruh siwak, maka membuat kantong baju di pakaian kita menjadi sunnah hukumnya, karena diperlukan untuk menaruh siwak yg hukumnya sunnah.
Maka perayaan Maulid Nabi saw diadakan untuk Medan Tablig dan Dakwah, dan dakwah merupakan hal yg wajib pada suatu kaum bila dalam kemungkaran, dan ummat sudah tak perduli dg Nabinya saw, tak pula perduli apalagi mencintai sang Nabi saw dan rindu pada sunnah beliau saw, dan untuk mencapai tablig ini adalah dengan perayaan Maulid Nabi saw, maka perayaan maulid ini menjadi wajib, karena menjadi perantara Tablig dan Dakwah serta pengenalan sejarah sang Nabi saw serta silaturahmi.
Sebagaimana penulisan Alqur’an yg merupakan hal yg tak perlu dizaman nabi saw, namun menjadi sunnah hukumnya di masa para sahabat karena sahabat mulai banyak yg membutuhkan penjelasan Alqur’an, dan menjadi
wajib hukumnya setelah banyaknya para sahabat yg wafat, karena ditakutkan sirnanya Alqur’an dari ummat, walaupun Allah telah menjelaskan bahwa Alqur’an telah dijaga oleh Allah.
Hal semacam in telah difahami dan dijelaskan oleh para khulafa’urrasyidin, sahabat radhiyallahu’ anhum, Imam dan Muhadditsin, para ulama, fuqaha dan bahkan orang muslimin yg awam, namun hanya
sebagian saudara saudara kita muslimin yg masih bersikeras untuk menentangnya, semoga Allah memberi mereka keluasan hati dan kejernihan, amiin.

http://al-fanshuri.blogspot.com/search/label/Maulid