Rabu, 22 April 2009

WAHABI tak akui kenabian nabi adam as

DOWNLOAD RUJUKANNYA :
http://darulfatwa.org.au/languages/Malaysian/Ahlussunah.pdf

WAHABI tak akui kenabian nabi adam
LIHAT kitab mereka: Al-iman Bil Anbiya’ Jumlatan,
Karangan: Abdullah bin Zaid, cetakan MaktabahIslami, Beirut
Wahabi mengatakan bahawa Adam bukanlah nabi ataupun rasul :
PADAHAL DALAM HADIS DISEBUTKAN :
يا نب 2 لله  ; سو  يا ; لا قا  ج 2 مامة 2 A2 عن
نعم مكلم ; ؟ قا D%  كا
Maknanya: “daripada Abi umamah, seorang lelaki
bertanya nabi: “wahai rasulullah adakah Adam itu seorang nabi”? Beliau
menjawap: “ya, diturunkan wahyu kepadanya” H.R Ibnu Hibban.
Ijma’ ulama mengatakan bahawa Adam adalah nabi
satu Bukti Baru Kedangkalan Imam Besar Wahhabi; Ibnu Abdil Wahhab dalam Ilmu Hadis
Dalam kitab Tauhid-nya, Ibnu Abdil Wahhab menulis sebuah bab dengan judul:
في باب : {فَلَمَّا آتاهُما صالِحاً جَعَلا لَهُ شُرَكاءَ فيما آتاهُما}
Bab “Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu.”
Pada bab itu ia menukil pernyataan Ibnu Hazm yang menekankan bahwa menamakan anak dengan nama yang mengandung penghambaan kepada selain Allah itu adalah syirik, seperti nama Abdu ‘Amr (hamba ‘Amr), Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah) dan semisalnya.
Kemudian ia menyebutkan sebuah kisah yan mencoreng kesucian dan kema’shuman Nabi Adam dan Hawwa istrinya. Ia menuduh keduanya telah menyekutukan Allah SWT. Iblis merayu Adam dan Hawwa agar menamai anak mereka dengan nama Abdul Hârits, tetapi keduanya menolak rayuan itu. Iblis pun terus menerus merayunya sehingga setelah berkali-kali kematian anak mereka segera setelah lahir, mereka setuju dengan permintaan Iblis untuk menamai anak mereka dengan nama Abdul Hârits demi kecintaan mereka kepada putra mereka yan baru saja lahir. Apa yang dilakukan Adam dan Hawwa adalah yang dimaksud dengan firman Allah SWT.: “… maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu.” (QS. Al A’raf [7]: 190).
(Hadis riwayat Ibnu Abi Hâtim) (baca Kitab at Tauhid –dengan syarah Fathu al Majîd oleh Syeikh Abdur Rahman Âlu Syeikh-: 444. Dar al Kotob)
WAHAI WAHABI….INI BUKAN LAGI HADIS PALSU BAHKAN ISROILIYYAT…KENAPA KALIAN PAKAI K DALIL DALAM BIDANG AQIDAH!!!!!!!!!!
TIDAK ADA ULAMA AHLUSUNNAH YG DEMIKIAN…..PAKAI CERITA ISROILIYYAT UTK AQIDAH
Hadis/riwayat di atas adalah hadis palsu yang kebatilannya telah nyata bagi pelajar pemula dalam ilmu hadis.
Pada kesempatan ini saya akan membuktikan kepalsuannya dari pernyataan Ibnu Hazm –yang tak hentin-hentinya dikultuskan dan dibanggakan kaum Wahhabi, bahkan oleh Ibnu Abdil Wahhab sendiri termasuk dalam bab ini-. Ibnu Hazm berkata:
Kemusyrikan yang mereka nisbatkan kepada Adam bahwa beliau menamai anaknya dengan nama Abdul Hârits adalah kisah khurafat, maudhûah/palsu dan makdzûbah/kebohongan, produk orang yang tidak beragama dan tidak punya rasa malu. Sanadnya sama sekali tidak shahih. Ayat itu turun untuk kaum Musryikin. (Baca Fathu al Majîd Syarah kitab at Tauhid:442).
Kisah itu kendati diatas namakan Ibnu Abbas ra. akan tetapi dapat dipastikan bahwa ia adalah hasil bualan kaum Ahli Kitab (Yahudi&Nashrani).
Coba Anda renungkan baik-baik, bagaimana Syeikh Ibnu Abdil Wahhab dalam kitab at Tauhid yang kecil itu yang ia karang untuk menetapkan hak Allah atas hamba-hamba-Nya, ternyata ia hanya mampu menegakkan konsep Tauhidnya di atas pondasi hadis palsu. Inilah kadar ilmu Imam Wahhabi yang dibanggakan para pemujanya sebagai sang Imam yang akan mengawal perjalanan ajaran Tauhid Murni dari kemusyrikan! Dan yang akan membentengi Tauhid dari mekusyrikan!
Subhanallah, kalau ternyata kemampuan ilmu dan penguasan disiplis ilmu Hadis Imam mereka sedangkal itu, apa bayangan kita kadar ilmu murid-murid dan para pengikutnya. Atau boleh jadi sekarang pengikutnya lebih pandai dari imamnya! Sebab mereka hidup di era dan zaman yang berbeda dengan zaman Syeikh Ibnu Abdul Wahhab … di mana keterbukaan informasi sudah sedemikian rupa…. mereka pasti memiliki kesempatan menghimpun banyak informasi dan ilmu pengetahuan lebih dari para pendahulunya, apalagi setelah kekayaan umat Islam mereka kuasai … hanya saja yang tetap mencerminkan keterbelakangan dan ketertingalan adalah cara berpikir mereka …. masih tetap seperti zaman padang pasir gersang Najd tiga abad silam ketika awal Syeikh Ibnu Abdil Wahhab pertama kali memecah keheningan dunia Islam, khususnya negeri Hijâz dengan pekikan seruannya yang memporak-pondakan kesatuan umat Islam dan membuat kaum Muslimin tersibukkan oleh hujatan-hujatan murahan Syeikh dari mempertahankan tanah air kaum Muslimin dari gerombolan srigala buas dari natah Eropa yang datang mencabik-cabik kekuatan umat Islam dan menancapkan kuku-kuku penjajahan mereka.

4 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, ana izin copy paste arsip2 akhy, di blog ana yg bru msh bnyk membtuhkn artkle penting spt ni.. Jazakallah,

    BalasHapus
  2. ya mungkin aja ini salah satu tanda terjadinya kiamat, hadirnya suatu kelompok muda yg bodoh yang membawa-bawa firman Allah, padahal imannya dangkal.

    Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).

    Wallahualam bishowab.

    BalasHapus
  3. gan coba search di google deh foto Abdullah bin Zaid

    ga ada jenggonya plontos,.. kayanya ga bisa diakuin dia wahabi,... soalnya para wahabi haram menyukur jenggotnya

    BalasHapus